Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lurah Jelambar Danur Sasono membenarkan keberadaan kelompok ormas yang ikut bermukim di depan permukiman liar kolong tol Angke. Anggota ormas itu yang diduga mengusir wartawan saat hendak meliput dengan alasan viralnya keberadaan permukiman itu di media sosial telah mengganggu kehidupan warga setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Laskah Merah Putih kalau tidak salah," kata Danur saat dihubungi, Selasa 20 Juni 2023. Danur menyebut ormas tersebut bertugas menjaga pintu depan menuju kampung bawah jalan tol Angke. "Kalau ormas kan kadang ada lahan kosong berdiri, gitu-gitu modelnya," katanya menambahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Danur, kebanyakan warga yang mendirikan tempat tinggal di bawah tol Angke tersebut merupakan sisa penggusuran Kalijodo pada 2016 yang seharusnya menjalani relokasi ke rumah susun sewa sederhana (rusunawa). Jumlahnya didata Danur sebanyak 108 jiwa dengan jumlah bangunan 64.
Keberadaan permukiman liar di wilayah Kecamatan Grogol, Jakarta Barat, itu belakangan viral di media sosial dan mendapat perhatian dari DPRD DKI yang mendesak pemerintah kota setempat bertindak. Sejak itu, sejumlah wartawan yang hendak meliput ke lokasi tersebut sempat mengalami pengadangan dan pengusiran.
Warga yang mengadang dikabarkan telah menyampaikan permintaan maafnya. Hal itu disampaikan melalui rekaman video yang tersebar di media sosial. "Assalamualaikum, kami warga dari Tanjung Duren, kepada awak media, bilamana kami bersalah untuk menghalangi anda semua, kami mohon maaf sebesar-besarnya," kata seorang pria dalam video tersebut.