Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Surabaya - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dadan Kusdiana mengakui bahwa fokus eksplorasi migas mulai darahkan ke kawasan timur Indonesia. Menurut Dadan potensi migas di Indonesia timur masih cukup besar.
“Kalau dari kacamata ESDM, secara nasional (eksplorasi) kami dorong, Yang di bagian barat sudah berjalan cukup bagus, nah di timur kita ingin, dengan data-data yang kita punya untuk beberapa lokasi, lebih kami dorong supaya terjadi percepatan,” kata Dadan di sela-sela kegiatan Indonesia Exploration Forum 2024 di The Westin Hotel Surabaya, Senin, 14 Oktober 2024. Acara berlangsung hingga Selasa, 15 Oktober 2024.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, kata Dadan, telah memberi pesan bahwa kegiatan esplorasi migas mulai digeser ke timur. Sebab, menurutnya, Kementerian ESDM punya data-data yang sekarang setengah jadi untuk hal tersebut. Ia membantah dengan fokus ke timur pemerintah kemudian melupakan wilayah lain.”Tidak ada konteks (melupakan wilayah lain) seperti itu,” kata Dadan.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menambahkan, mengapa harus bergeser ke timur karena memang di wilayah tersebut masih banyak kandungan migas masih perawan. Meski demikian di bagian barat Indonesia potensi migas masih lumayan. “Potensinya yang non-konvensional. Yang ngebor lebih dalam dan sebagainya, even eksplorasi di luar itu masih ada,” kata Dwi.
Adapun kegiatan eksplorasi di wilayah timur, menurut Dwi, investor menginginkan keamanan dari investasi yang ditanamkan, termasuk kemudahan dalam berinvestasi. Kementerian ESDM dinilai telah mempermudah proses pengeluaran izin eksplorasi.
"Jangan buat mereka sulit. SKK Migas dan pemerintah akan bersama pemerintah daerah justru di saat eksplorasi ini betul-betul harus sangat membantu,” tutur Dwi.
Di sela-sela kegiatan Indonesia Exploration Forum 2024 itu SKK Migas juga melakukan penandatanganan Kontrak Kerjasama Wilayah Kerja Migas atau Production Sharing Contract (PSC) pada dua wilayah kerja di Sumatera dan Sulawesi dengan skema Cost Recovery. Tujuannya untuk memperkuat peranan industri hulu migas sebagai mitra utama pemerintah dalam membangun ketahanan energi yang berkelanjutan.
Penandatanganan dilakukan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dengan disaksikan Plt. Direktur Jenderal Migas Dadan Kusdiana. Untuk Wilayah kerja Amanah ditandatangani oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama yaitu Direktur PT Medco Energi Amanah Amri Siahaan, Direktur Utama PT Sele Raya Sejati, Ham Eddy Tampi serta Direktur Kufpec Indonesia (Amanah) B.V, Tareq Ebrahim.
Sedangkan untuk Wilayah Kerja Melati ditandatangani oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati Muhamad Arifin, Direktur SIEI Melati Limited Qin Shenggao dan Direktur Kufpec Indonesia (Melati) B.V Tareq Ebrahim.
“Pemerintah terus menyiapkan blok migas yang baru. Lebih dari 60 blok migas disiapkan untuk 5 tahun kedepan, tahun 2024 akan segera dilakukan penawaran tahap kedua setelah kabinet pemerintahan yang baru terbentuk,” kata Dadan.
Dwi Soejipto mengatakan Indonesia terus mendorong eksplorasi secara masif untuk mendapatkan cadangan migas. Potensi pengembangan industri migas dan peluang penemuan cadangan pada blok baru, menurut Dwi, masih sangat besar seiring dengan penambahan minat para investor pada industri hulu migas.
“Untuk mendukung produksi migas yang berkelanjutan serta upaya mencapai target yang telah ditetapkan dalam long term plan (LTP) yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD), maka temuan cadangan baru harus terus didapatkan,” ujar Dwi.
Wilayah Kerja Amanah terletak di Sumatera dengan luas wilayah kerja 1.753,15 Km2 akan dioperasikan oleh PT Medco Energi Amanah dengan Nilai Total Komitmen Pasti sebesar USD 3,150.000 setara dengan Rp.50.4 miliar melalui komitmen 3 tahun berupa kegiatan Studi Geologi dan Geofisika, 50 Km2 Seismik 3D.
Untuk Wilayah Kerja Melati yang berada di onshore dan offshore Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati akan menjadi operator untuk luas wilayah kerja 8.453,70 Km2. Nilai Total Komitmen Pasti sebesar USD 12.700.000 setara Rp.203 Miliar berupa pelaksanaan kegiatan Studi Geologi dan Geofisika, 200 Km2 Seismik 3D, 250 Km2 Seismik 2D dalam tiga tahun kedepan.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, Muhamad Arifin, mengatakan Wilayah Kerja Melati akan menambah optimisme dalam mencari cadangan migas, “Eksplorasi di Indonesia Timur menjadi harapan baru industri migas, kami siap menjalankan komitmen eksplorasi untuk Wilayah Kerja Melati untuk menemukan cadangan baru,” jelas Arifin.
Pilihan Editor: Bahlil Pangkas Perizinan Eksplorasi Migas untuk Menarik Investor
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini