JAWA Timur gempar. Sejak awal Januari lalu beredar isu: mereka
yang mempunyai tatto di tubuhnya akan diculik dan dibunuh.
Karuan saja para pemuda bertatto jadi ketakutan. Mereka percaya
kebenaran isu itu setelah tersiar kabar ditemukannya dua mayat
bertatto di Kali Porong.
Isdiyanto, seorang karyawan di Pare, begitu cemas hingga selama
tiga hari absen dari pekerjaannya untuk menghilangkan tatto
wanita telanjang di dadanya, yang dicacah 10 tahun lalu sewaktu
di SMP. "Karena ikut-ikutan, ingin gagah," katanya. Selama
beberapa hari tatto itu digosoknya dengan soda api, tapi tldak
hilang juga. Waktu kulit dadanya akan dikupasnya, istrinya
melarang. Kini ia selalu memakai kaus dalam dan di malam hari
tak mau keluar rumah:
Benarkah isu itu? Danres 1042 Pare Mayor Pol. Sarwono membantah.
"Itu tidak benar. Namanya saja isu," katanya.
Namun ketakutan itu ternyata meluas. Konon banyak pemuda dari
Jombang, Kediri dan Madiun berdatangan ke Surabaya mencari ahli
menghilangkan tatto. Hengky Mulyono, seorang pembuat tatto di
kota tersebut, mengaku didatangi banyak pemuda yang merengek
minta dihapuskan tattonya. Hengky menolak. "Sampai kini saya
belum tahu cara menghapusnya," katanya. Omset bisnisnya kini
menurun sampai tinggal 25 persen.
Kabarnya banyak pemuda bertatto yang ketakutan hingga nekat,
berusaha menghilangkan tattonya dengan segala cara. Ada yang
mencucinya dengan deterjen bercampur kapur hingga kulitnya
terbakar. Malah ada yang putus asa hingga menyeterika lengannya
yang bertatto. Akibatnya lengan itu hitam terbakar.
Sasaran pembunuhan konon adalah bromocorah yang bertatto. Toh
seorang WTS jadi ketakutan. Menurut Hengky, seorang WTS belum
lama ini datang minta dihapus tattonya. Karena tak mampu, sang
WTS akhirnya setuju tatto nama di payudaranya diubah menjadi
gambar bunga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini