Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Anies Baswedan Sebut JIS Mahakarya, Politikus PDIP: Narsisme dan Hiperbolis

Anggota DPRD DKI itu mengatakan Anies Baswedan membanggakan JIS karena minim prestasi.

4 Mei 2022 | 09.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menyebut Gubernur Anies Baswedan narsistik karena memuji diri sendiri dengan mengklaim Jakarta Internasional Stadium (JIS) sebagai mahakarya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Seorang pelukis tidak pernah menyatakan lukisannya mahakarya, tetapi orang lain yang memujinya, bukan diri sendiri yang memuji (narsisme),” kata Gilbert Simanjuntak dalam pernyataan tertulisnya, Selasa, 3 Mei 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota Komisi B DPRD DKI ini mengatakan, klaim JIS sebagai mahakarya adalah pernyataan hiperbolis karena di kota lain di luar negeri stadion seperti sudah menjadi standar.

“Baik untuk tenis atau bola. Ini teknologi dan karya yang sudah ada lama di luar negeri, dengan beberapa sentuhan arsitektur Indonesia,” ujarnya.

Dia mengatakan Anies membanggakan JIS karena minim prestasi. Gilbert mempertanyakan kenapa Anies tidak membanggakan tugu sepeda atau tugu bambu sebagai monumental.

“JIS masih banyak yang harus diperbaiki, seperti sinyal telepon yang sulit, lift ke atap yang tidak bisa digunakan, dan debu yang sangat tebal yang menutupi bangku yang memerlukan pemeliharaan biaya tinggi,” kata anggota dewan dari Fraksi PDIP ini.

Dia menyarankan ucapan JIS mahakarya itu diikuti permintaan maaf Anies Baswedan kepada korban banjir, warga yang tidak memiliki rumah layak, korban kebakaran tanpa rumah, dan kegagalan memenuhi janji kampanye.

“Ucapan mahakarya terkesan lebih fokus ke kampanye 2024 daripada kepada warga DKI yang tersisihkan, padahal Anies masih terima gaji. Ini kurang beretika,” kata dia.

Gilbert juga menyinggung Anies yang mengucap mahakarya tanpa menyebut sumbangsih pihak lain, terutama para gubernur sebelumnya yang juga terlibat dalam pembangunan JIS. Rencana pembangunan JIS sudah dimulai sepuluh tahun lalu oleh gubernur sebelumnya.

Pembangunan JIS, kata Gilbert, juga hampir mangkrak hingga akhirnya Pemerintah Pusat turun tangan menalangi 80 persen biaya. “Ini sesuatu yang tidak baik, kurang etis, dan seakan ingin mengatakan karya pribadi. Lebih dari 80 persen adanya JIS adalah karya Pusat dan para gubernur sebelumnya,” kata Gilbert.

Anies Baswedan menyebut JIS sebagai mahakarya anak negeri saat Salat Id di pelataran luar stadion yang terletak di Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 2 Mei lalu.

Anies menyebut ibadah Salat Idul Fitri ini adalah momen bersejarah mengingat JIS baru dipakai perdana. Dia berterima kasih kepada pihak yang telah bekerja keras membangun stadion berstandar internasional itu.

"Stadion yang menjadi mahakarya bukan hanya karena bentuk fisiknya belaka, namun juga atas kerja keras kerja luar biasa dari anak negeri atas visi dan cita-cita yang digantungkannya kepadanya," kata Anies Baswedan saat salat Id di JIS.

Baca juga: Salat Id di JIS, Anies Baswedan: Ini Kemenangan Setelah 13 Tahun Menanti

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus