Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Pemandu pendaki Gunung Rinjani meminta wisatawan mengurangi penggunaan botol air mineral ukuran kecil dan menggantinya dengan galon.
Pendaki juga wajib membersihkan area sekitar tenda yang dipakai bermalam dari sampah.
Pengelola juga bisa memberikan sanksi kepada pendaki yang membuang sampah sembarangan ataupun melakukan vandalisme di gunung.
SUBRIADI memiliki sejumlah aturan saat mendampingi para pendaki menuju puncak Gunung Rinjani. Salah satunya, mengurangi penggunaan botol air mineral ukuran kecil dan menggantinya dengan wadah yang lebih besar, seperti galon. Tujuannya, demi mencegah gunung di Nusa Tenggara Barat itu tercemar sampah. Subriadi juga memberikan kantong kecil kepada para pendaki untuk tempat sampah masing-masing. “Sehingga mereka tidak membuang sampah sembarangan,” tuturnya kepada Tempo, Jumat lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Subriadi adalah salah satu pemandu bagi para pendaki Gunung Rinjani. Ia dan kawan-kawannya tergabung dalam Komunitas Pemandu dan Porter Gunungku Rinjani. Sudah delapan tahun warga Dusun Lokok Aur, Desa Senaru, Kabupaten Lombok Utara, itu menjadi pemandu. Ia mendampingi wisatawan yang ingin mencapai puncak Gunung Rinjani, yang berketinggian 3.726 meter dari permukaan laut (mdpl).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunungku Rinjani memiliki sejumlah paket pendakian, seperti open trip dan private trip. Tarif open trip menyesuaikan dengan jumlah pendaki dalam satu rombongan. Makin banyak pendaki yang bergabung, tarif wisatanya makin murah. Misalnya, dua-tiga peserta akan dikenai tarif Rp 1,7 juta per orang. Namun, jika jumlah pendaki mencapai 6-7 orang, tarifnya turun menjadi Rp 1,5 juta per peserta.
Kegiatan mendaki gunung yang diselengarakan oleh Gunungku Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Dokumentasi Gunungku Rinjani
Biaya itu sudah mencakup tiket masuk Gunung Rinjani, jasa pemandu, porter, makanan-minuman selama pendakian, peralatan berkemah, homestay semalam sebelum pendakian, hingga transportasi penjemputan ke sejumlah titik, seperti bandara, pelabuhan, serta Mataram. Para pendaki cukup membawa perlengkapan pribadi. Lama pendakian menuju puncak Rinjani dan turun kembali ialah tiga hari dua malam.
Subriadi menjelaskan, para pendaki gunung juga wajib membersihkan area sekitar tenda yang dipakai bermalam dari sampah. “Sepanjang perjalanan, kami tidak pernah menemukan peserta mengeluh dengan apa yang kami terapkan,” tutur pria berusia 26 tahun itu.
Kegiatan mendaki gunung yang diselengarakan oleh Gunungku Rinjani di Nusa Tenggara Barat. Dokumentasi Gunungku Rinjani
Subriadi juga pernah mendampingi keluarga dari Jakarta yang membawa anak berusia 5 tahun mendaki Rinjani pada Juli lalu. Anak tersebut terkadang minta digendong selama perjalanan menuju puncak gunung. Sayangnya, bocah tersebut enggan turun ke Danau Segara Anak karena terlalu letih.
Menurut Subriadi, jumlah pendaki Rinjani berkurang sejak masa pandemi Covid-19. Sebelum wabah melanda, ia bisa memandu 8 hingga 9 kali per bulan. Namun, kini, dia hanya mendampingi 3-5 kali per bulan. “Jumlah wisatawan asing turun drastis.”
Hal serupa dilakukan oleh Pesona Trekking Sentul. Pengurus Pesona Trekking Sentul, Muhammad Syarifudin, menuturkan para peserta trekking tidak diperbolehkan membuang sampah sembarangan. Bahkan mereka diminta memungut sampah yang ditemukan di sungai, hutan, dan bukit. "Kami juga memberikan kantong plastik buat peserta untuk menyimpan sampah,” tuturnya.
Pesona Trekking menyediakan sejumlah layanan trekking, dari kategori easy, medium, hingga advance. Perbedaan dari jenis trekking itu ialah jarak tempuhnya. Misalnya, jarak untuk easy trekking ialah 2-4 kilometer; medium 5-8 kilometer, dan advance 9-13 kilometer. Rute trekking itu melalui persawahan, sungai, hingga naik-turun bukit kecil.
Pesona Trekking juga menyediakan layanan trekking dengan berkemah. Para peserta akan berjalan hingga ke puncak Bukit Paniisan dengan ketinggian 846 mdpl serta Gunung Kuta dengan ketinggian 1.050 mdpl.
Wisatawan sedang melakukan perjalanan treking Camping atau susur gunung di Jalur pendakian Gunung Kuta, Sentul, Kabupaten Bogor. Jumat, 17 Desember 2021. Istimewa
Menurut Arif--sapaan Syarifudin--tidak sedikit para pendaki yang membawa anggota keluarganya trekking dan berkemah. Tarif paket wisata tersebut Rp 300 ribu per orang. Para wisatawan akan mendapat fasilitas berupa jasa pemandu, tiket semua lokasi wisata, asuransi, air mineral, jas hujan, transportasi antar-jemput, tenda, makan dua kali, camilan, kopi, serta makanan untuk dibakar.
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Nandang Prihadi, menuturkan pengelola wisata gunung harus memberikan edukasi ihwal kelestarian kepada pengunjung sebelum melakukan pendakian. Pengelola juga bisa mengecek barang bawaan para pendaki sebelum dan sesudah naik gunung sesuai dengan data barang bawaan yang dapat menghasilkan sampah. Sampah juga seharusnya dibawa kembali para pendaki atau dibuang pada tempat pembuangan sampah resmi.
Pengelola juga bisa memberikan sanksi kepada pendaki atau wisatawan yang membuang sampah sembarangan ataupun melakukan vandalisme ketika mendaki gunung. “Sanksi pelanggaran dapat berupa pemberian surat peringatan dan selanjutnya dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist), tidak diizinkan melakukan kegiatan pendakian.”
M.A. MURTADHO (Bogor) | GANGSAR PARIKESIT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo