Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Berita Tempo Plus

Bagdad Dulu, Bagdad Sekarang

Terapit di antara aliran Sungai Tigris dan Eufrat, Bagdad merekam sejarah selama hampir 13 abad. Inilah ibu kota Irak, negeri yang sohor dengan dongeng seribu satu malam. Wartawan TEMPO Rommy Fibri tiga kali memasuki kota itu: pada Maret hingga pertengahan April 2003, Desember tahun yang sama, dan pada Juni silam, menjelang penyerahan kedaulatan. Dan TEMPO menemukan, betapa perang dan konflik bersenjata yang berkepanjangan telah mengubah wajah Bagdad yang ramah menjadi kota yang murung, boyak-boyak, serta penuh amarah dan curiga kepada orang asing. Berikut ini laporannya.

2 Agustus 2004 | 00.00 WIB

Bagdad Dulu, Bagdad Sekarang
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kerumunan manusia di depan kedai itu kian ramai di pengujung petang hari. Anak-anak muda, dalam baju gamis yang melambai-lambai, terlibat tawar-menawar seru dengan seorang pedagang minyak wangi dan sajadah. Ada yang berminat serius, ada yang bolak-balik mematut barang kendati kantong tak mampu. Di lapak sebelah, satu tengkulak VCD bajakan menawarkan dagangan dengan teriakan, mengatasi bunyi hiruk-pikuk kaki lima di kawasan perbelanjaan Saadoon?di pusat Kota Bagdad.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus