Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Belasan Siswa SD di Depok Diduga Keracunan Roti, Wali Kota: Sudah Masuk Polisi

Kepolisian hingga Dinkes Kota Depok datang untuk mengambil sampel roti yang diduga menyebabkan belasan siswa keracunan.

26 Januari 2023 | 17.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi roti. Pixabay.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Depok - Produsen roti membawa 13 siswa SDN Pengasinan 01 Depok yang diduga keracunan ke klinik di Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Kepala SDN Pengasinan 01 Yeti Suhesti mengatakan para siswa itu menjalani pengecekan kesehatan lebih lanjut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yeti menceritakan awal pula peristiwa itu. Dia dihubungi salah satu produsen roti yang menawarkan produknya secara gratis untuk dibagikan kepada siswa pada Senin, 23 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya di telepon manajer lapangannya. Siapa yang tidak mau roti gratis, akhirnya saya sepakati," kata Yeti, Kamis 26 Januari 2023.

Pihak produsen roti menanyakan jumlah siswa di SDN Pengasinan 01 untuk menyesuaikan roti yang akan diberikan. Pada Selasa, 24 Januari, produsen roti itu datang dengan membawa tiga sales dan sejumlah roti sesuai jumlah siswa di SDN Pengasinan 01.

"Sebelum diberikan ke siswa, saya wanti-wanti guru untuk mengecek tanggal kedaluwarsa. Saat itu di tanggal 27 Januari, masih ada jeda tiga hari," kata Yeti.

Namun ketika melihat roti yang ada di meja guru, ternyata ada yang bertanggal 23 Januari. Akhirnya Yeti langsung menemui guru dan siswa untuk melihat tanggal kedaluwarsanya.

"Saya cek yang dimakan siswa aman, tapi di boks yang dibawa, ada yang kedaluwarsa. Akhirnya, saya sampaikan ke produsen," katanya.

Tidak beberapa lama, ada beberapa anak yang mengeluh sakit perut. Pada saat itu Yeti belum menduga jika siswa sakit perut karena roti.

"Kan banyak kemungkinan. Ada anak yang sedang puasa lalu makan roti, tadi paginya habis makam seblak dan lain sebagainya. Tapi, kami juga sampaikan hal itu ke produsen roti," tuturnya. 

Atas insiden ini, pihak kepolisian hingga Dinkes  Kota Depok datang untuk mengambil sampel dari roti tersebut.

"Alhamdulillah, tidak ada yang sakitnya berkelanjutan, besoknya pun masuk seperti biasa," ujar Yeti.

Dirinya pun telah melakukan mediasi dengan produsen roti dan orang tua siswa. Bahkan, sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pihak produsen membawa 13 siswa untuk dicek kesehatannya di klinik.

"Sudah dicek tadi ke klinik, dari produsen rotinya mau tanggungjawab," ucap Yeti.

Menanggapi kasus siswa keracunan, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, masalah itu sudah masuk ranah kepolisian,.

"Jadi nanti pihak kepolisian akan melihat apakah masalah ini akan masuk ke perdata atau pidana," ujarnya.

Soal pengawasan di sekolah, Idris mengatakan ada kepala sekolah, penilik dan termasuk mitra di lingkungan, seperti RT, RW dan LPM. "Dinas Pendidikan itu sifatnya kota, tetapi ada UPTD yang sifatnya per sekolah, jadi ada kepala sekolah yang bertanggung jawab," ucap Idris.

Perwakilan produsen roti tidak bersedia memberikan keterangan tentang peristiwa belasan siswa diduga keracunan usai konsumsi roti.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus