Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUPRIHATIN cekatan merampungkan jahitannya. Meski menderita polio sejak kecil, ia tak kalah produktif dibanding rekan-rekannya. Target produksi per baris sebanyak 25 jahitan bisa dia selesaikan tanpa hambatan. Karyawan di perusahaan garmen PT Prima Sejati Sejahtera, anak usaha PT Pan Brothers Tbk, itu menggarap jaket 022 untuk merek ternama Uniqlo.
Perempuan 37 tahun itu adalah satu dari 100 pekerja difabel--dari total 23 ribu karyawan--yang direkrut PT Pan Brothers di pabrik garmen mereka di Boyolali, Jawa Tengah. Sudah tiga tahun dia bekerja di sana. "Gaji sama, jenis pekerjaan dan kecepatan bekerja juga sama," kata Nurdin Setiawan, General Manager Human Resource Management PT Pan Brothers Tbk, tiga pekan lalu. Bedanya: pekerja lain wajib memakai sepatu, mereka boleh pakai sandal.
Sejak masuk ke Boyolali enam tahun lalu, Pan Brothers sudah merekrut pekerja difabel. Menurut Nurdin, ini merupakan "persyaratan khusus" yang diminta Bupati Boyolali bagi pengusaha yang mendirikan pabrik di sana. "Tidak ada di peraturan daerah. Itu informal saja," ujar Nurdin.
Bupati Boyolali Seno Samodro mewajibkan pengusaha memenuhi syarat itu. "Jangan ditanya ijazahnya, yang penting tidak buta huruf," katanya. Seno juga meminta pabrik-pabrik membeli susu untuk pekerjanya. Alasannya, "Boyolali itu kota susu, biar susunya laku." Alumnus Sastra Prancis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, itu juga mewajibkan investor yang masuk Boyolali menanam pohon.
Para pengusaha sempat kaget mendengar permintaan itu. Tapi mereka senang hati memenuhinya. Pemerintah daerah lalu memberikan daftar penduduk difabel di Kabupaten Boyolali beserta alamat dan nomor telepon seluler mereka. Inilah cara Boyolali mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, yakni membuat difabel mandiri. Enam tahun lalu, angka kemiskinan menyentuh 14,97 persen. Persentase ini berhasil ditekan menjadi 12,45 persen pada 2015.
Seno Samodro, yang sudah tiga periode terpilih menjadi kepala daerah di sana, berusaha menarik kucuran modal sebesar-besarnya. Enam tahun lalu, investasi yang mengalir ke Boyolali baru Rp 60-70 miliar. Angka itu melonjak signifikan. Enam tahun terakhir, total realisasi investasi menembus Rp 6 triliun. Jumlah perusahaan di Kabupaten Boyolali naik 400 persen selama periode itu. Pada Desember tahun lalu, Kabupaten Boyolali meneken nota kesepahaman pembangunan taman sekelas Disneyland dengan salah satu investor. Nilai proyek itu Rp 6,1 triliun.
Badan Pusat Statistik Boyolali mencatat mayoritas industri besar yang masuk ke Boyolali adalah produsen tekstil dan garmen. Sejauh ini, industri besar yang membenamkan duit di atas Rp 10 miliar berjumlah 25 perusahaan. Adapun industri sedang dengan nilai investasi Rp 200 juta-10 miliar sebanyak 72. Banyak pabrik di Boyolali yang merupakan hasil relokasi serta ekspansi industri dari Jakarta dan sekitarnya. Setidaknya ada 12 pabrik yang semula beroperasi di Banten pindah ke sana. Jumlah pabrik Pan Brothers di Boyolali kini mencapai sembilan.
Nurdin Setiawan mengatakan ada banyak alasan pengusaha membuka pabrik di kabupaten ini. "Boyolali serius sebagai daerah proinvestasi," katanya. "Perizinan dibuka lebar dengan berbagai kemudahan."
Lokasi Boyolali, menurut Nurdin, strategis karena berada di segitiga emas "Joglosemar" Jawa Tengah, yakni Yogyakarta-Solo-Semarang. Tiga daerah itu memiliki tiga bandar udara, yaitu Adisutjipto di Yogyakarta, Adi Soemarmo di Solo, dan Ahmad Yani di Semarang.
Nurdin merasa lokasi Boyolali, yang dekat dengan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, menjadi nilai tambah. Perjalanan dari Boyolali ke Semarang hanya 1,5 jam. Pelabuhan sangat vital karena 100 persen produk PAN Brothers diekspor ke mancanegara. Sektor perburuhan yang kondusif serta ketersediaan infrastruktur--terutama jalan, listrik, dan air--menjadi pertimbangan para pengusaha merelokasi pabriknya ke sana.
Keunggulan lokasi tersebut menjadi daya tarik investor. Meski begitu, tak sedikit pengusaha mengeluhkan pasokan listrik. Ketersediaannya dianggap masih kurang bila perusahaan berekspansi penuh. Apalagi bila banyak investor ingin merealisasi rencana ke depan. Keterbatasan lain adalah ketersediaan tenaga kerja. "Tenaga kerja di sini masih defisit," kata Nurdin.
Keterbatasan itu ditutup dengan kemudahan investasi. Kepala Bidang Pelayanan Perizinan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Kabupaten Boyolali Arif Budi Nuranto mengatakan, dari 48 jenis perizinan investasi, hanya dua yang dikenai retribusi. Keduanya adalah izin mendirikan bangunan (IMB) dan izin gangguan (HO), yang dikenai tarif flat Rp 4,2 juta serta gratis untuk industri kecil.
Arif menyebutkan pelayanan terpadu satu pintu Boyolali menjadi salah satu proyek percontohan nasional. Semua proses perizinan dipercepat berbasis aplikasi alias online. Tak boleh ada tatap muka untuk menghindari suap dan pungutan liar. Whistleblower system juga dibangun. Boyolali menjadi pilot project zona integritas bersama Komisi Pemberantasan Korupsi. "Pelayanan terpadu satu pintu kami terbaik kedua di Indonesia," ujarnya.
Kelebihan Boyolali lainnya, investor relatif mudah mencari lahan. Peraturan Daerah mengenai Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) sudah beres sejak dulu. Maka investor tinggal memilih: mana zona industri atau zona pertanian. "Setelah lahan beres, semua urusan gampang," kata Arif.
Tidak hanya untuk investor besar, pengusaha kecil-menengah juga menikmati kemudahan. Ahmad Kurniadi, anggota staf kantor notaris Sri Mahyani, SH, mengatakan izin HO dan tanda daftar perusahaan kliennya beres dalam lima hari. "Pemberkasan satu-dua hari," kata Ahmad Kurniadi. "SMS gateway kemarin masuk, hari ini saya ambil. Total lima hari."
Kunci keberhasilan Boyolali, menurut Seno Samodro, membuka informasi secukupnya dan memudahkan perizinan. Seluruh proses birokrasi perizinan dirapikan dan syarat-syarat dipangkas. Semuanya tanpa biaya. "Standarnya dua minggu jadi. Tapi permohonan dua jam juga jadi," kata pria yang pernah tinggal belasan tahun di Eropa itu.
Berbeda dengan bupati dan wakil bupati daerah lain yang kerap bersaing pengaruh, Wakil Bupati Boyolali diserahi penuh urusan pemerintahan. "Waktu saya dihabiskan untuk keliling bertemu dengan investor," kata Seno. "Tapi khusus anggaran dan visi-misi tetap aku yang pegang."
Kabupaten ini juga menjaga keharmonisan antara eksekutif dan legislatif. Menurut Seno, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Boyolali hampir tidak pernah menolak ide-idenya. Salah satu sebabnya, mayoritas suara parlemen, yakni 25 dari 45 kursi DPRD, dikuasai partai pendukungnya, yaitu PDI Perjuangan. Tak mengherankan bila usulan anggaran belanja infrastruktur jalan sebesar Rp 200 miliar atau 10 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Boyolali mulus.
Ketua DPRD Boyolali Paryanto membenarkan hubungan harmonis tersebut. Menurut dia, proses legislasi di DPRD berjalan sangat lancar. Yang terbaru, pembahasan dan pengesahan peraturan daerah mengenai Laporan Pertanggungjawaban APBD 2016 serta Hak Keuangan dan Administratif DPRD dan Bupati Boyolali selesai hanya dalam sebelas hari. "Ini rekor nasional," kata Paryanto.
Setelah Industri Jakarta Berekspansi
Kabupaten Boyolali
SELAIN menjadi sentra agrobisnis, daerah yang berada di lerang Gunung Merapi dan Merbabu ini memiliki potensi pariwisata. Pertumbuhan ekonominya menjadi salah satu yang tertinggi di Jawa Tengah. Industri dari Jakarta berbondong-bondong berekspansi ke sana.
- Luas wilayah: 1.015,10 kilometer persegi
- Distrik: 19 kecamatan, 267 desa dan kelurahan
- Populasi: 963.690 jiwa (per 2015)
- Kemiskinan: 118.600 jiwa (12,36%)
- Angkatan kerja: 548.328 jiwa
- Pengangguran: 11.149 jiwa
Produk Domestik Regional Bruto Rp 23.495,13 miliar (2015)
APBD (Triliun Rupiah)
2012 1.35
2013 1.54
2014 1.63
2015 2.09
2016 2.08
Pertumbuhan (%)
2012 5.33
2013 5.83
2014 5.42
2015 6.08
2016
Inflasi (%)
2012 3.45
2013 8.21
2014 7.45
2015 2.58
2016
Realisasi Investasi Subsektor Utama
PMA:
Peternakan 2,7%
Industri makanan 43,1%
Industri tekstil 52,7%
PMDN:
Transportasi dan telekomunikasi 52,7%
Industri kertas dan percetakan 14,9%
Industri tekstil 24,4%
Profil Industri
Jumlah Investor per Tahun
PMA | PMDN | |
2012 | 1 | 1.056 |
2013 | 1 | 938 |
2014 | 4 | 804 |
2015 | 1 | 940 |
2016 | 4 | 564 |
Jumlah Industri
1. Industri kecil (< Rp 200 juta): 2.082
2. Industri sedang (Rp 200 juta-10 miliar): 72
3. Industri besar (>Rp 10 miliar): 25
Potensi Investasi:
Sektor Pertanian dan Peternakan
Salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah. Sapi perah yang dikembangkan berasal dari Australia dan Selandia Baru. Selain itu, Boyolali menjadi sentra industri keju serta industri dendeng dan abon.
Populasi ternak (ekor):
- Sapi perah 83.363
- Sapi potong 86.988
- Domba 48.644
- Kambing88.051
Salah satu sentra hortikultura dan perkebunan.
- Produksi pepaya21.421 ton
- Pisang22.071 ton
- Cabai34.036 ton
- Bawang merah 10.435 ton
- Produksi padi 279.251 ton
Sektor Industri
- Mayoritas industri bergerak di sektor tekstil dan garmen. Terdapat kawasan industri baru di Kecamatan Ampel seluas 300 hektare.
- Masih terdapat potensi lahan lebih 3.000 hektare bisa dikembangkan untuk industri.
Sektor Pariwisata
- Terletak di sebelah timur Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
- Waduk Kedung Ombo, Waduk Cengklik, dan air terjun Kedung Kayang.
- Wisata Sejarah: Makam Ronggowarsito, Sedekah Gunung, Kirab Budaya, Kawasan Pengging, Makam Ki Ageng Penataran, Makam Ki Ageng Kebo Kenongo, Candi Lawang.
- Fasilitas: Bandara Adi Soemarmo, 21 hotel, 3 losmen, 100 homestay.
Sumber: BKPM, BPS Boyolali, DPMPTSP Boyolali, Agus Supriyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo