Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pundi-pundi dari Alam Bahari

Kabupaten Bintan bersolek dengan modal garis pantai sepanjang 966 kilometer. Meraih fulus dengan memangkas rantai perizinan.

31 Juli 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JARANG-jarang pengguna navigasi Google Maps mendapat diskon. Layar telepon menyatakan jarak 60 kilometer dari Tanjung Pinang ke Lagoi, kawasan wisata pantai di sebelah utara Pulau Bintan, ditempuh dalam 80 menit perjalanan mobil. Nyatanya, Rabu pagi dua pekan lalu, kami cuma butuh satu jam.

Jalan Lingkar Barat Bintan mulus bak sirkuit Formula 1. Aspalnya hitam pekat dengan cat marka yang gilap-gemilap. Ruas itu merupakan jalur yang sering dilalui wisatawan yang mendarat di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau. "Turis bisa membuktikan sendiri betapa seriusnya kami membangun infrastruktur pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Bintan Luki Zaiman Prawira di kantornya di Bandar Seri Bentan, ibu kota Kabupaten Bintan, 31 kilometer di utara Tanjung Pinang.

Luki mengatakan Bintan berfokus menggarap pariwisata, khususnya wisata bahari. Sekitar 60 persen dari Rp 987 miliar pendapatan Bintan disumbang sektor turisme. "Itu baru kalkulasi dari pajak aktivitas konsumsi turisme, belum termasuk nilai investasi pariwisatanya," ujarnya. Dengan modal garis pantai sepanjang 966 kilometer, bukan perkara sulit bagi pemerintah mempromosikan Bintan, tak hanya bagi wisatawan tapi juga investor.

l l l

BINTAN hanya terpisah 30 mil, sekitar 48 kilometer, dari Singapura--45 menit pelayaran feri. Tak mengherankan bila Negeri Singa menjadi penanam modal terbesar di kabupaten berpenduduk lebih dari 150 ribu jiwa ini. Nilainya US$ 627,6 juta atau sekitar Rp 8,3 triliun. Dominasi itu diperkuat jumlah kunjungan turis. Dari total 300-an ribu pelancong tahun lalu, lebih dari 86 ribu adalah orang Singapura, diikuti turis Cina sekitar 60 ribu orang.

Wakil Bupati Bintan Dalmasri Syam mengatakan pemodal rela mengucurkan duit ke daerahnya karena alternatif investasi di Singapura relatif terbatas pada bidang jasa. "Di Bintan, mereka punya beragam pilihan sektor, seperti pariwisata, industri manufaktur, dan jasa. Semuanya ada karena lahan kami masih luas," katanya.

Beragam pilihan tersebut, Dalmasri melanjutkan, ditunjang birokrasi perizinan yang ringkas. "Pemerintah tak ingin investor lintang pukang mengurus izin," ujar politikus Partai Golkar ini.

Pada 2008, dibentuk Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja. Dinas ini diperkuat tim teknis yang bersentuhan dengan perizinan, seperti bidang pertanahan, lingkungan hidup, dan perpajakan. Sebanyak 63 jenis izin bisa diurus langsung di satu lokasi. Jika pemohon melaporkan ketidakpuasannya, petugas wajib menyelesaikan keluhan itu paling lama sepuluh hari.

Menurut Dalmasri, pembentukan dinas itu memangkas waktu pengurusan dokumen. Bila semua persyaratan lengkap, izin bisa terbit hanya dalam dua jam, termasuk izin pekerja asing. Sedangkan izin lokasi, yang dulu baru kelar dalam hitungan bulan, kini rampung dalam dua pekan.

Adanya cetak biru pengembangan kawasan pariwisata turut mendongkrak citra positif Bintan di mata investor. Di sisi utara kabupaten terdapat kawasan wisata terpadu Lagoi yang dikelola PT Bintan Resort Cakrawala. Luasnya sekitar 23 ribu hektare.

Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja Hasfarizal Handar menjelaskan, kehadiran kawasan itu adalah simpul penting yang menarik minat investor di sektor turisme datang ke Bintan. "Selain pesisir Lagoi yang berpasir putih, kawasan itu memberi kepastian bisnis ke calon investor," katanya.

Status lahan memang kerap menjadi batu sandungan investasi. Benturan dengan masyarakat sering tak terhindarkan saat lokasi pengembangan kawasan bisnis beririsan dengan tanah milik masyarakat. "Di Lagoi dan Pantai Trikora, status lahannya sudah pasti clear and clean," ujar Alfeni Harmi, Kepala Bidang Perizinan Dinas Penanaman Modal.

Pemerintah, kata Alfeni, menyongsong peresmian Bintan sebagai Kawasan Investasi Langsung Konstruksi pariwisata. Program ini memungkinkan investor mengerjakan konstruksi asalkan sudah mengantongi izin prinsip. Adapun izin mendirikan bangunan, izin lingkungan, dan perizinan lain bisa diurus sembari membangun. "Tak ada lagi cerita proyek investasi pariwisata mangkrak karena izin tak kunjung keluar," ujarnya.

Wakil Kepala Badan Pengelola Kawasan Bintan Mohammad Saleh Umar mengatakan investor juga terdorong penerapan free trade zone. Di kawasan wisata terpadu Lagoi dan kawasan industri Lobam, dia melanjutkan, berlaku prinsip perdagangan bebas, seperti pembebasan bea masuk dan insentif pajak.

Berbagai kemudahan itu membuat arus permodalan mengalir deras ke Bintan. Terhitung sejak 2014, investasi yang masuk mencapai Rp 7,1 triliun, di mana sekitar Rp 3,2 triliun di antaranya dibukukan pada Januari-Maret 2017. Apabila dipilah lagi, sekitar Rp 3,9 triliun atau 55 persen dari angka investasi selama empat tahun terakhir itu berhubungan dengan sektor pariwisata, seperti hotel dan restoran.

Perbedaan kondisi sebelum dan sesudah adanya Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja dirasakan benar oleh investor. "Dulu kami yang mengejar-ngejar, kini justru kami yang dikejar pemerintah untuk menunjukkan progres investasi," ucap Nana Pardianawati, Direktur Sumber Daya Manusia dan Administrasi PT Bintan Hotel Utama, lalu tertawa.

PT Bintan Hotel Utama adalah pengelola kawasan wisata Treasure Bay di Lagoi. Luas area mereka 338 hektare, termasuk Crystal Lagoon--kolam raksasa seluas 6,3 hektare, setara dengan 50 kolam renang standar Olimpiade. Menurut Nana, pemerintah tinggal menyisakan satu pekerjaan rumah: menyediakan instalasi dasar listrik dan air. Selama ini, investor bergantung pada pasokan setrum dan air dari pengelola kawasan terpadu. Untuk listrik, tarifnya 40 sen dolar Singapura--sekitar Rp 3.900 per kilowatt-jam (kWh). "Tarif listrik dari PLN pasti lebih murah sehingga ongkos produksi bisa ditekan," ujar Nana.

l l l

SEKITAR 40 kilometer di timur Lagoi, di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, puluhan kelong atau alat tangkap ikan tradisional nelayan Bintan bersandar di pesisir Pantai Trikora. Sama-sama menggantungkan nasib pada segara, sektor perikanan Bintan belum semolek industri pariwisata berbasis pantai.

Menurut catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan, industri perikanan tangkap tumbuh secara konstan sekitar 16 persen saban tahun. Volume produksinya menyentuh 50 ribu ton per tahun dengan valuasi kurang-lebih Rp 750 miliar. Hasil utamanya antara lain tenggiri, kerapu, dan sotong dengan pangsa pasar terbesar Singapura. "Industri katering berbasis olahan ikan sedang tumbuh kencang," kata Tang Ang Kok, pemilik Koperasi Penampungan Ikan Tang Seng di Gunung Kijang. Sekali kirim, pria 47 tahun itu memasok sedikitnya 2 ton ikan segar ke Negeri Singa.

Meski permintaan ikan sedang tinggi-tingginya, Tang mengaku kewalahan. Menurut dia, banyak nelayan rekanannya belum bisa melaut karena terganjal izin pemerintah pusat. "Industri penyokongnya, seperti pabrik es batu, juga masih sedikit," ujarnya.

Di Gunung Kijang cuma ada dua pabrik es batu. Di seantero Bintan, jumlahnya hanya sebelas. "Kondisi itu seharusnya menjadi peluang investasi bagi pelaku usaha penyokong perikanan," katanya.

Sayang, sinyal dari Tang belum ditangkap pelaku usaha. Kepala Dinas Penanaman Modal Hasfarizal mengatakan pemodal tak kunjung melirik sektor perikanan. "Investasinya masih bersifat lokal," ujarnya.


Laut Pemberi Rejeki

Bintan bergantung sepenuhnya pada bahari. Pariwisata pantainya menyumbang sekitar 60 persen dari total pendapatan daerah. Sayang, belum memaksimalkan sumber daya kelautan dan perikanan.

Kabupaten Bintan
Luas: 87.717,84 km2
Daratan: 1.319,51 km2
Perairan: 86.398,33 km2
Penduduk: 151.123 jiwa (2014)
Distrik: 10 kecamatan, terdiri atas 15 kelurahan dan 36 desa

Jumlah Wisatawan
2012: 336.547
2013: 318.514
2014: 320.861
2015: 304.010
2016: 305.404

Jumlah Akomodasi (2016)
Hotel berbintang: 12
Hotel nonbintang: 24

Potensi Daerah

Pariwisata
Kawasan Wisata Terpadu Lagoi dan Kawasan Pantai Trikora

Pertambangan (Potensi Cadangan)
Bauksit (14 juta ton)
Granit (300 juta m3)
Pasir kuarsa (215 juta m3)
Andesit (3000 juta m3)
Basalt (118 juta m3)

Pertanian
Padi, jagung, bayam, talas, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pepaya, pisang

Perikanan
Budi daya laut, payau, dan air tawar, serta perikanan tangkap

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah

2013
Pendapatan: Rp 776 miliar
Belanja: Rp 955 miliar

2014
Pendapatan: Rp 833 miliar
Belanja: Rp 958 miliar

2015
Pendapatan: Rp 927 miliar
Belanja: Rp 1,1 triliun

2016
Pendapatan: Rp 908 miliar
Belanja: Rp 994 miliar

2017
Pendapatan: Rp 980 miliar
Belanja: Rp 1,04 triliun

Pendapatan Dari Pariwisata
2013: Rp 81,8 miliar
2014: Rp 90 miliar
2015: Rp 92,7 miliar
2016: Rp 103,9 miliar

Realisasi Investasi (dalam Miliar Rupiah)
2014: 1.034,1
2015: 2.367,5
2016: 478,03
2017: 3.283,79 (sampai Maret)

2014201520162017Total
PMA1.026,21.856,6477,63.243,76.604,02
PMDN7,8510,90,440,2559,3

PMA: Penanaman modal asing
PMDN: Penanaman modal dalam negeri

Sektor Investasi

Asing
Hotel dan Restoran: Rp 3.970,2 miliar (60,1% dari Total)
Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran: Rp 1.279,7 miliar (19,4% dari Total)
Industri Logam, Mesin, dan Elektronik: Rp 650,9 miliar (9,9% dari Total)
Lainnya: Rp 703,22 miliar (10,6% dari Total)

Dalam Negeri
Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran: Rp 484,1 miliar (86,5% dari Total)
Hotel dan Restoran: Rp 28,5 miliar (5,1% dari Total)
Industri Makanan: Rp 21,9 miliar (3,9% dari Total)
Lainnya: Rp 24,8 miliar (4,5% dari Total)

Investasi Berdasarkan Asal Negara (dalam Juta Dolar Amerika Serikat)

RencanaRealisasi
Singapura580,1627,6
Malaysia41,622
Inggris47,5126
Korea Selatan66,716,7
British Virgin Island25,359,3
Amerika Serikat5,713
Cina602,40
Lain-lain113,928,7

Jumlah Perusahaan Investasi & Penyerapan Tenaga Kerja

PerusahaanTenaga Kerja (dalam Jiwa)
RencanaRealisasi
Singapura944.75610.751
Malaysia9359233
Inggris3861
Korea Selatan32162
British Virgin Island379307
Amerika Serikat3-371
Cina3431-
Lain-lain122.6421.049

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal; Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dan Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Dinas Pariwisata Bintan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus