Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JARANG-jarang pengguna navigasi Google Maps mendapat diskon. Layar telepon menyatakan jarak 60 kilometer dari Tanjung Pinang ke Lagoi, kawasan wisata pantai di sebelah utara Pulau Bintan, ditempuh dalam 80 menit perjalanan mobil. Nyatanya, Rabu pagi dua pekan lalu, kami cuma butuh satu jam.
Jalan Lingkar Barat Bintan mulus bak sirkuit Formula 1. Aspalnya hitam pekat dengan cat marka yang gilap-gemilap. Ruas itu merupakan jalur yang sering dilalui wisatawan yang mendarat di Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau. "Turis bisa membuktikan sendiri betapa seriusnya kami membangun infrastruktur pariwisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Bintan Luki Zaiman Prawira di kantornya di Bandar Seri Bentan, ibu kota Kabupaten Bintan, 31 kilometer di utara Tanjung Pinang.
Luki mengatakan Bintan berfokus menggarap pariwisata, khususnya wisata bahari. Sekitar 60 persen dari Rp 987 miliar pendapatan Bintan disumbang sektor turisme. "Itu baru kalkulasi dari pajak aktivitas konsumsi turisme, belum termasuk nilai investasi pariwisatanya," ujarnya. Dengan modal garis pantai sepanjang 966 kilometer, bukan perkara sulit bagi pemerintah mempromosikan Bintan, tak hanya bagi wisatawan tapi juga investor.
BINTAN hanya terpisah 30 mil, sekitar 48 kilometer, dari Singapura--45 menit pelayaran feri. Tak mengherankan bila Negeri Singa menjadi penanam modal terbesar di kabupaten berpenduduk lebih dari 150 ribu jiwa ini. Nilainya US$ 627,6 juta atau sekitar Rp 8,3 triliun. Dominasi itu diperkuat jumlah kunjungan turis. Dari total 300-an ribu pelancong tahun lalu, lebih dari 86 ribu adalah orang Singapura, diikuti turis Cina sekitar 60 ribu orang.
Wakil Bupati Bintan Dalmasri Syam mengatakan pemodal rela mengucurkan duit ke daerahnya karena alternatif investasi di Singapura relatif terbatas pada bidang jasa. "Di Bintan, mereka punya beragam pilihan sektor, seperti pariwisata, industri manufaktur, dan jasa. Semuanya ada karena lahan kami masih luas," katanya.
Beragam pilihan tersebut, Dalmasri melanjutkan, ditunjang birokrasi perizinan yang ringkas. "Pemerintah tak ingin investor lintang pukang mengurus izin," ujar politikus Partai Golkar ini.
Pada 2008, dibentuk Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja. Dinas ini diperkuat tim teknis yang bersentuhan dengan perizinan, seperti bidang pertanahan, lingkungan hidup, dan perpajakan. Sebanyak 63 jenis izin bisa diurus langsung di satu lokasi. Jika pemohon melaporkan ketidakpuasannya, petugas wajib menyelesaikan keluhan itu paling lama sepuluh hari.
Menurut Dalmasri, pembentukan dinas itu memangkas waktu pengurusan dokumen. Bila semua persyaratan lengkap, izin bisa terbit hanya dalam dua jam, termasuk izin pekerja asing. Sedangkan izin lokasi, yang dulu baru kelar dalam hitungan bulan, kini rampung dalam dua pekan.
Adanya cetak biru pengembangan kawasan pariwisata turut mendongkrak citra positif Bintan di mata investor. Di sisi utara kabupaten terdapat kawasan wisata terpadu Lagoi yang dikelola PT Bintan Resort Cakrawala. Luasnya sekitar 23 ribu hektare.
Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja Hasfarizal Handar menjelaskan, kehadiran kawasan itu adalah simpul penting yang menarik minat investor di sektor turisme datang ke Bintan. "Selain pesisir Lagoi yang berpasir putih, kawasan itu memberi kepastian bisnis ke calon investor," katanya.
Status lahan memang kerap menjadi batu sandungan investasi. Benturan dengan masyarakat sering tak terhindarkan saat lokasi pengembangan kawasan bisnis beririsan dengan tanah milik masyarakat. "Di Lagoi dan Pantai Trikora, status lahannya sudah pasti clear and clean," ujar Alfeni Harmi, Kepala Bidang Perizinan Dinas Penanaman Modal.
Pemerintah, kata Alfeni, menyongsong peresmian Bintan sebagai Kawasan Investasi Langsung Konstruksi pariwisata. Program ini memungkinkan investor mengerjakan konstruksi asalkan sudah mengantongi izin prinsip. Adapun izin mendirikan bangunan, izin lingkungan, dan perizinan lain bisa diurus sembari membangun. "Tak ada lagi cerita proyek investasi pariwisata mangkrak karena izin tak kunjung keluar," ujarnya.
Wakil Kepala Badan Pengelola Kawasan Bintan Mohammad Saleh Umar mengatakan investor juga terdorong penerapan free trade zone. Di kawasan wisata terpadu Lagoi dan kawasan industri Lobam, dia melanjutkan, berlaku prinsip perdagangan bebas, seperti pembebasan bea masuk dan insentif pajak.
Berbagai kemudahan itu membuat arus permodalan mengalir deras ke Bintan. Terhitung sejak 2014, investasi yang masuk mencapai Rp 7,1 triliun, di mana sekitar Rp 3,2 triliun di antaranya dibukukan pada Januari-Maret 2017. Apabila dipilah lagi, sekitar Rp 3,9 triliun atau 55 persen dari angka investasi selama empat tahun terakhir itu berhubungan dengan sektor pariwisata, seperti hotel dan restoran.
Perbedaan kondisi sebelum dan sesudah adanya Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja dirasakan benar oleh investor. "Dulu kami yang mengejar-ngejar, kini justru kami yang dikejar pemerintah untuk menunjukkan progres investasi," ucap Nana Pardianawati, Direktur Sumber Daya Manusia dan Administrasi PT Bintan Hotel Utama, lalu tertawa.
PT Bintan Hotel Utama adalah pengelola kawasan wisata Treasure Bay di Lagoi. Luas area mereka 338 hektare, termasuk Crystal Lagoon--kolam raksasa seluas 6,3 hektare, setara dengan 50 kolam renang standar Olimpiade. Menurut Nana, pemerintah tinggal menyisakan satu pekerjaan rumah: menyediakan instalasi dasar listrik dan air. Selama ini, investor bergantung pada pasokan setrum dan air dari pengelola kawasan terpadu. Untuk listrik, tarifnya 40 sen dolar Singapura--sekitar Rp 3.900 per kilowatt-jam (kWh). "Tarif listrik dari PLN pasti lebih murah sehingga ongkos produksi bisa ditekan," ujar Nana.
SEKITAR 40 kilometer di timur Lagoi, di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, puluhan kelong atau alat tangkap ikan tradisional nelayan Bintan bersandar di pesisir Pantai Trikora. Sama-sama menggantungkan nasib pada segara, sektor perikanan Bintan belum semolek industri pariwisata berbasis pantai.
Menurut catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Bintan, industri perikanan tangkap tumbuh secara konstan sekitar 16 persen saban tahun. Volume produksinya menyentuh 50 ribu ton per tahun dengan valuasi kurang-lebih Rp 750 miliar. Hasil utamanya antara lain tenggiri, kerapu, dan sotong dengan pangsa pasar terbesar Singapura. "Industri katering berbasis olahan ikan sedang tumbuh kencang," kata Tang Ang Kok, pemilik Koperasi Penampungan Ikan Tang Seng di Gunung Kijang. Sekali kirim, pria 47 tahun itu memasok sedikitnya 2 ton ikan segar ke Negeri Singa.
Meski permintaan ikan sedang tinggi-tingginya, Tang mengaku kewalahan. Menurut dia, banyak nelayan rekanannya belum bisa melaut karena terganjal izin pemerintah pusat. "Industri penyokongnya, seperti pabrik es batu, juga masih sedikit," ujarnya.
Di Gunung Kijang cuma ada dua pabrik es batu. Di seantero Bintan, jumlahnya hanya sebelas. "Kondisi itu seharusnya menjadi peluang investasi bagi pelaku usaha penyokong perikanan," katanya.
Sayang, sinyal dari Tang belum ditangkap pelaku usaha. Kepala Dinas Penanaman Modal Hasfarizal mengatakan pemodal tak kunjung melirik sektor perikanan. "Investasinya masih bersifat lokal," ujarnya.
Laut Pemberi Rejeki
Bintan bergantung sepenuhnya pada bahari. Pariwisata pantainya menyumbang sekitar 60 persen dari total pendapatan daerah. Sayang, belum memaksimalkan sumber daya kelautan dan perikanan.
Kabupaten Bintan
Luas: 87.717,84 km2
Daratan: 1.319,51 km2
Perairan: 86.398,33 km2
Penduduk: 151.123 jiwa (2014)
Distrik: 10 kecamatan, terdiri atas 15 kelurahan dan 36 desa
Jumlah Wisatawan
2012: 336.547
2013: 318.514
2014: 320.861
2015: 304.010
2016: 305.404
Jumlah Akomodasi (2016)
Hotel berbintang: 12
Hotel nonbintang: 24
Potensi Daerah
Pariwisata
Kawasan Wisata Terpadu Lagoi dan Kawasan Pantai Trikora
Pertambangan (Potensi Cadangan)
Bauksit (14 juta ton)
Granit (300 juta m3)
Pasir kuarsa (215 juta m3)
Andesit (3000 juta m3)
Basalt (118 juta m3)
Pertanian
Padi, jagung, bayam, talas, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, pepaya, pisang
Perikanan
Budi daya laut, payau, dan air tawar, serta perikanan tangkap
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
2013
Pendapatan: Rp 776 miliar
Belanja: Rp 955 miliar
2014
Pendapatan: Rp 833 miliar
Belanja: Rp 958 miliar
2015
Pendapatan: Rp 927 miliar
Belanja: Rp 1,1 triliun
2016
Pendapatan: Rp 908 miliar
Belanja: Rp 994 miliar
2017
Pendapatan: Rp 980 miliar
Belanja: Rp 1,04 triliun
Pendapatan Dari Pariwisata
2013: Rp 81,8 miliar
2014: Rp 90 miliar
2015: Rp 92,7 miliar
2016: Rp 103,9 miliar
Realisasi Investasi (dalam Miliar Rupiah)
2014: 1.034,1
2015: 2.367,5
2016: 478,03
2017: 3.283,79 (sampai Maret)
2014 | 2015 | 2016 | 2017 | Total | |
PMA | 1.026,2 | 1.856,6 | 477,6 | 3.243,7 | 6.604,02 |
PMDN | 7,8 | 510,9 | 0,4 | 40,2 | 559,3 |
PMA: Penanaman modal asing
PMDN: Penanaman modal dalam negeri
Sektor Investasi
Asing
Hotel dan Restoran: Rp 3.970,2 miliar (60,1% dari Total)
Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran: Rp 1.279,7 miliar (19,4% dari Total)
Industri Logam, Mesin, dan Elektronik: Rp 650,9 miliar (9,9% dari Total)
Lainnya: Rp 703,22 miliar (10,6% dari Total)
Dalam Negeri
Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran: Rp 484,1 miliar (86,5% dari Total)
Hotel dan Restoran: Rp 28,5 miliar (5,1% dari Total)
Industri Makanan: Rp 21,9 miliar (3,9% dari Total)
Lainnya: Rp 24,8 miliar (4,5% dari Total)
Investasi Berdasarkan Asal Negara (dalam Juta Dolar Amerika Serikat)
Rencana | Realisasi | |
Singapura | 580,1 | 627,6 |
Malaysia | 41,6 | 22 |
Inggris | 47,5 | 126 |
Korea Selatan | 66,7 | 16,7 |
British Virgin Island | 25,3 | 59,3 |
Amerika Serikat | 5,7 | 13 |
Cina | 602,4 | 0 |
Lain-lain | 113,9 | 28,7 |
Jumlah Perusahaan Investasi & Penyerapan Tenaga Kerja
Perusahaan | Tenaga Kerja (dalam Jiwa) | ||
Rencana | Realisasi | ||
Singapura | 94 | 4.756 | 10.751 |
Malaysia | 9 | 359 | 233 |
Inggris | 3 | 8 | 61 |
Korea Selatan | 3 | 2 | 162 |
British Virgin Island | 3 | 79 | 307 |
Amerika Serikat | 3 | - | 371 |
Cina | 3 | 431 | - |
Lain-lain | 12 | 2.642 | 1.049 |
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal; Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dan Tenaga Kerja Kabupaten Bintan, Dinas Pariwisata Bintan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo