Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

BMKG Bongkar Kondisi PM 2,5 Penyebab Polusi Udara Jakarta, Sempat Alami Peningkatan Secara Signifikan

Konsentrasi partikel halus PM 2,5 penyebab polusi udara Jakarta itu cenderung lebih tinggi lepas malam hingga menjelang pagi hari.

28 Agustus 2023 | 12.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi langit Jakarta diselimuti kabut polusi pada hari ketiga pelaksanaan work from home (WFH) bagi 50 persen aparatur sipil negara di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, Rabu 23 Agustus 2023. Menurut situs IQAir, pada Rabu sekitar pukul 08.00 nilai inseks kualitas udara di Jakarta adalah 157 atau dalam kondisi tidak sehat. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Konsentrasi polutan PM 2,5 penyebab polusi udara Jakarta terus mengalami peningkatan secara signifikan, terhitung sejak 7 - 8 Agustus 2023. Kondisi pencemaran udara jakarta itu disampaikan Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Fachri Radjab.

BMKG Kemayoran Jakarta memantau konsentrasi PM 2,5 periode 1 sampai dengan 27 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Nilai konsentrasi maksimum terekam pada 8 Agustus 2023 pukul 05.00 sebesar 164,6 µg/m3, sangat tidak sehat," kata Fachri dalam Diskusi Publik Quick Response Penanganan Kualitas Udara di DKI Jakarta, Senin, 28 Agustus 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nilai rata-rata konsentrasi PM 2,5 selama Agustus sampai 27 Agustus 2023 adalah 60,4 µg/m3, yang masuk dalam kategori tidak sehat. "Sebagai perbandingan pada periode yang sama di 2022, nilai rata-rata konsentrasi PM2.5 adalah 44,3 µg/m3, dengan kategori sedang," ujarnya.

Siklus harian (diurnal) PM 2,5 untuk wilayah Jakarta, konsentrasi partikel halus di udara itu cenderung lebih tinggi lepas malam hari hingga menjelang pagi hari. Sebab, pada malam hari udara lebih rapat karena massa udara yang turun dan turut membawa polutannya.

"Selepas pagi hari, tingginya aktivitas masyarakat menyebabkan konsentrasi PM 2,5 tetap tinggi hingga perlahan turun menjelang sore hari. Pada sore hari, kondisi atmosfer sudah hangat, polutan lebih terangkat ke atas," kata Fachri.

Dia juga memgatakan kontributor lainnya terhadap tingginya konsentrasi polutan adalah adanya lapisan inversi. Data radiosonde pada pukul 07.00 WIB per 15 Agustus 2023 di Jakarta terlihat adanya lapisan inversi sekitar ketinggian 1500-2000m.

Lapisan inversi tersebut dapat memberikan dampak terhadap terperangkapnya polutan penyebab polusi udara di ketinggian tersebut dan tingginya konsentrasi partikulat di permukaan pada pagi hari. "Di ketinggian tersebut, angin juga lemah, hanya 10 knot (5m/detik)," katanya.

Mutia Yuantisya

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus