Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sejak 15 Mei lalu, BPTJ bersama pemerintah DKI Jakarta dan Kota Bogor mengerahkan bus bantuan untuk mengatasi penumpukan penumpang di sejumlah stasiun.
Bus alternatif yang disediakan secara cuma-cuma oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dinilai mampu mengatasi penumpukan penumpang kereta rel listrik di sejumlah stasiun.
Transjakarta membuka kembali layanan premium RoyalTrans untuk dua rute, yaitu 1K (Cibubur–Blok M) dan 6P (Cibubur–Kuningan).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Bus alternatif yang disediakan secara cuma-cuma oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dinilai mampu mengatasi penumpukan penumpang kereta rel listrik (KRL) di sejumlah stasiun. Untuk itu, BPTJ berencana mengoperasikan bus-bus itu secara reguler.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika kebutuhan terus meningkat dan muncul permintaan yang konsisten, tidak menutup kemungkinan akan kami luncurkan layanan bus reguler," kata Kepala BPTJ Polana B. Pramesti, kemarin. Layanan bus reguler itu tentu saja tidak gratis. BPTJ akan mengkaji tarif yang sesuai, meski nilainya dipastikan lebih mahal daripada tarif KRL. "Tapi masih (dalam batas) wajar."
Menurut Polana, saat ini sudah ada operator yang bersedia melayani rute untuk bus reguler tersebut. Namun BPTJ masih perlu mempertimbangkan sejumlah hal, termasuk lokasi keberangkatan bus. “Bentuk layanan nantinya adalah bus Jabodetabek Residential Connexion (JR Conn) dengan rute point to point," katanya. BPTJ berencana mulai mengoperasikan bus reguler ini pada Agustus mendatang.
Sejak 15 Mei lalu, BPTJ bersama pemerintah DKI Jakarta dan Kota Bogor mengerahkan bus bantuan untuk mengatasi penumpukan penumpang di sejumlah stasiun. Upaya ini dilakukan agar protokol kesehatan bisa diterapkan terhadap penumpang KRL sehingga dapat menekan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Adapun pada pekan ini, kata Polana, BPTJ telah menyiapkan 170 unit bus. Namun bus yang dipakai hanya 77 unit. "Dengan rincian, Stasiun Bogor 65 unit dan Stasiun Cikarang, Bekasi, 12 unit," katanya.
Imam Mubin, pengguna KRL, mengatakan pengerahan bus bantuan itu sangat membantu mengurai kepadatan di Stasiun Bogor. Sebab, sebelum bus bantuan dioperasikan, Stasiun Bogor menjadi tempat yang rawan penularan wabah karena protokol kesehatan sulit diterapkan. Penumpang berdesakan masuk stasiun, sehingga mengabaikan jarak fisik.
Menurut pria 34 tahun yang bekerja di sebuah perusahaan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, itu, selama masa pandemi dia memilih menggunakan bus untuk berangkat ke kantor. Ia tidak berani ambil risiko tertular Covid-19 di stasiun atau di KRL. “Selain aman dari penularan, juga nyaman,” katanya. "Kan kalau di kereta berdiri terus. Di bus kan duduk."
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) turut ambil bagian menyediakan angkutan alternatif bagi penduduk di kota-kota di sekitar Jakarta. Perusahaan milik pemerintah DKI ini membuka kembali layanan premium RoyalTrans untuk dua rute, yaitu 1K (Cibubur–Blok M) dan 6P (Cibubur–Kuningan).
Layanan RoyalTrans di dua rute itu sudah berjalan sejak kemarin, pada pukul 06.00-20.00 WIB. "Secara bertahap akan dioperasikan ke seluruh rute yang tersedia,” ujar juru bicara PT Transjakarta, Nadia Diposanjaya. Masyarakat yang ingin menggunakan RoyalTrans harus memesan tiket melalui aplikasi TiJeku.
Pra-order tiket hanya dapat dilakukan pada H-1 keberangkatan untuk memastikan ketersediaan tempat duduk. Pelanggan dapat memilih jadwal keberangkatan dan kepulangan RoyalTrans yang tersedia pada saat proses pra-order. Pasalnya, kapasitas setiap bus yang beroperasi terbatas, hanya 15 penumpang. Tarifnya Rp 20 ribu setiap satu kali perjalanan.
Transjakarta juga mewajibkan para penumpang menjalani pengecekan suhu badan sebelum naik angkutan umum ini, menggunakan masker, tidak berbicara selama dalam perjalanan, dan menggunakan hand sanitizer sebelum atau sesudah naik-turun bus. "Setiap bus juga kami pastikan telah disemprot disinfektan sesuai dengan protokol kesehatan," ujarnya.
INGE KLARA SAFITRI | M.A. MURTADHO
Bus Bantuan Dinilai Efektif Atasi Penumpukan Penumpang KRL
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo