Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman, Muhammad Kholid, maju sebagai calon legislatif atau caleg dari daerah pemilihan Jawa Timur IV. Dapil tersebut meliputi wilayah Jember dan Lumajang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bermodalkan pengalaman menjadi tenaga ahli di DPR selama tujuh tahun, Kholid cukup yakin dapat menjalankan fungsi legislatif. Sebab, ia pernah terlibat dalam penyusunan sejumlah undang-undang, di antaranya UU OJK, UU Mata Uang, UU Asuransi, dan APBN.
"Saya merasa secara substansi, saya punya pengalaman di situ dan tahu apa yang harus dikerjakan seorang legislator," kata Kholid saat ditemui Tempo di DPP PKS, Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018.
Caleg berusia 32 tahun itu punya sebutan sebagai ekonom muda PKS. Lulus S-1 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kholid berambisi untuk melakukan perubahan pada sistem ekonomi Indonesia melalui Undang-Undang Lalu Lintas Devisa.
Menurut dia, sistem ekonomi saat ini menganut rezim kapital bebas. Sehingga Indonesia terus mengalami krisis nilai tukar. "Kayak modal itu keluar masuk enggak ada batas. Dan sampai detik ini belum ada yang mau mengubah undang-undang itu," ujarnya.
Selain itu, Kholid juga berniat memperjuangkan keberpihakan undang-undang dan anggaran terhadap ekonomi berbasis inovasi. Misalnya, kata dia, dukungan dari sisi anggaran dan infrastruktur kepada startup dalam negeri. Pasalnya, ia melihat stratup lokal justru didanai oleh perusahaan asing.
Untuk melakukan sejumlah perubahan itulah, Kholid memutuskan terjun ke dunia politik. Menurut dia, politik merupakan salah satu sektor paling strategis untuk membuat perubahan.
Apalagi, Kholid mengatakan bahwa selama ini minat, kesukaan, dan misi hidupnya sejalan dengan politik. Ia mengaku sejak kecil sudah tertarik pada dunia politik karena melihat ayah yang aktif berorganisasi di Partai Golkar.
Selain ayah yang mengenalkan dunia politik, ada dua tokoh bangsa yang menjadi panutan Kholid selama ini. Mereka adalah Mohammad Natsir dan Mohammad Hatta atau Bung Hatta. Dari Natsir, Kholid mempelajari pemikiran Islam dan kebangsaan. "Bagaimana Islam menjadi spirit membangun Indonesia. Hatta saya belajar demokrasi ekonomi. Dua-duanya intelektual yang menjadi founding fathers republik ini," katanya.