Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Cara Anies Atasi Banjir: Kolam Retensi dan Naturalisasi Sungai

Pada beberapa wilayah di Jakarta, menurut Anies, tanahnya mampu menyerap air.

3 Mei 2019 | 07.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara Taman Piknik di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019. Taman ini dilengkapi dengan kolam retensi dan bioswale (penyaring polutan) sebagai tempat pengendalian air. ANTARA/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan salah satu solusi untuk pengendalian banjir di Jakarta adalah dengan membangun lebih banyak kolam-kolam retensi. Kolam ini, kata dia, bisa menahan air yang datang dari hulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sehingga air dari hulu bergerak ke Jakarta secara lebih terkontrol," kata Anies di Jakarta Pusat, Kamis, 2 Mei 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anies pun menjelaskan sumber-sumber penyebab banjir Jakarta. Pertama adalah aliran debit air yang besar dari hulu dan mengalir ke Jakarta.

Sumber lainnya adalah meningkatnya permukaan air laut hingga melimpas ke daratan. "Lalu yang ketiga adalah terkait dengan banjir akibat hujan di dalam kota," kata dia.

Pada beberapa wilayah di Jakarta, menurut Anies, tanahnya mampu menyerap air. Maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya mau membangun program drainase vertikal untuk tanah-tanah yang bisa menyerap air dengan baik.

"Sedangkan sungai-sungai yang ada sekarang akan dibangun tempat-tempat dimana ekosistem sungainya dihidupkan kembali," kata Anies. Program ini yang Anies sebut sebagai naturalisasi sungai.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus