Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi para ibu menyusui yang memiliki aktivitas di luar, seringkali mereka memilih cara membuat cadangan dan penyimpanan ASI atau air susu ibu untuk anaknya. Namun bagaimana cara menyimpan ASI yang benar?
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber gizi utama bagi bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Adanya ASI disebabkan oleh hormon prolaktim dan oksitosin yang diproduksi setelah kelahiran bayi.
Sang ibu perlu memperhatikan beberapa hal agar produksi ASI baik. Memakan makanan yang sehat, memiliki ketenangan jiwa dan pikiran yang baik, tidak stres karena banyak pikiran karena itu bisa sangat mempengaruhi, penggunaan alat kontrasepsi, perawatan payudara, anatomis payudara, faktor fisiologi, pola istirahat juga perlu diperhatikan, faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, perhatikan pula faktor obat-obatan, berat lahir bayi, umur kehamilan saat melahirkan, terakhir konsumsi rokok dan alkohol yang tentu saja santan berpengaruh bagi ibu yang sedang menyusui.
Banyak ibu menyusui yang beraktivitas di luar rumah dan untuk tetap memberikan ASi kepada buah hatinya, memerah kemudian menyimpan ASI pun menjadi pilihan. Tempat penyimpanan ASI pun harus sangat diperhatikan, lebih baik menghindari menyimpan ASI dalam kemasan botol plastik, karena hal ini, bisa mempengaruhi ASI yang disimpan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, bagaimana cara menyimpan ASI yang baik dan benar?
1. Menjaga Kebersihan Kemasan.
Hal yang paling utama agar ASI yang disimpan terjaga kualitasnya, tentu saja harus menjaga kebersihan dari kemasan ASI tersebut. Mulai dari sterilisasi botol bayi, kemasan penampung ASI perah yang didinginkan atau dibekukan.
2. Waktu penyimpanan.
ASI perah dapat disimpan mulai dari beberapa jam hingga beberapa bulan, itu sangat tergantung dari suhu penempatannya.
3. Mencairkan ASI Perah.
Setelah penyimpanan ASI, yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah ASI perah beku yang dicairkan kemungkinan akan mengalami perubahan warna, bau, dan konsistensinya dibanding dengan ASI segar. Meskipun tampak mudah, hindari menghangatkan atau mencairkan ASI perah menggunakan microwave.
ASMA AMIRAH