Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus meminta kepada seluruh orangtua mengawasi anak-anaknya, agar mereka tak ikut Aksi 1310 Omnibus Law, seperti saat sekelompok siswa STM mengikuti demonstrasi pada 8 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mari kita bersama-sama, bahu-membahu cegah agar anak-anak kita iku aksi. Karena kemarin kan banyak anak-anak STM yang ikut," ujar Yusri saat dihubungi, Selasa, 13 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yusri menjelaskan, dengan pengawasan dari orang terdekat maka para pelajar itu akan terhindar dari pemanfaatan orang-orang tak bertanggungjawab untuk melakukan kerusuhan. Yusri mengatakan pihaknya juga menemukan ada indikasi hoaks yang memprovokasi.
Baca juga : Demo UU Cipta Kerja: Ruas Monas Ternyata Ditutup Sejak Semalam, Ini 4 Pengalihan Arus Lalu Lintas
"Kamk patroli cyber dari kemarin, ini ada indikasi para provokator yang mengajak hoaks dan enggak bener ini," kata Yusri.
Aksi 1310 menolak Omnibus Law ini diadakan oleh Aliansi Nasional Antikomunis atau ANAK NKRI. Dalam acara yang bertajuk "AKSI 1310 Tolak UU Ciptaker/Cilaka" itu berbagai organisasi Islam ikut terlibat, seperti salah satunya Persatuan Alumni atau PA 212.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana mengatakan polisi telah menerima pemberitahuan terkait unjuk rasa itu. Menurut Nana, dalam surat pemberitahuan itu disebutkan bahwa unjuk rasa bertajuk Aksi 1310 Tolak Omnibus Law itu akan diikuti 1.000 orang.
"Pemberitahuan sudah, massanya hanya 1.000, tinggal tunjukkan apakah mereka 1.000 atau bukan," kata Nana.
Polda Metro Jaya bersama TNI dalam hal ini Kodam Jaya pada Senin pagi telah menggelar apel pengamanan Ibu Kota. TNI-Polri juga telah menggelar simulasi pengamanan untuk mencegah terulangnya aksi unjuk rasa yang disusupi perusuh yang berujung dengan anarkisme.