Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
*) Firmanzah
BADAN usaha milik negara saat ini dihadapkan pada tantangan yang kompleks dan dinamis. Secara garis besar, terdapat dua tantangan yang dihadapi secara bersamaan oleh BUMN Indonesia. Pertama, arus globalisasi dan ketergantungan ekonomi membuat BUMN Indonesia harus mampu bersaing dengan para pemain regional dan global. Kedua, harapan dan tuntutan dari semua pengampu kepentingan (pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat, masyarakat, dan dunia usaha nasional) yang semakin tinggi terhadap BUMN untuk menjadi lebih profesional, inovatif, efisien, dan produktif.
Selain itu, BUMN merupakan alat negara dalam menyediakan produk dan layanan strategis. Masyarakat ingin BUMN tidak hanya berkinerja memenuhi misi yang diberikan negara, tapi juga mampu menjadi flag flyer nasional di tengah persaingan global. Terlebih lagi, sejumlah BUMN dari Cina, India, dan Brasil telah menjadi pemain kelas dunia yang beroperasi di banyak negara dan kawasan. Beberapa BUMN nasional juga telah menjadi perusahaan kelas dunia dan memiliki potensi untuk menjadi lebih baik lagi.
Manajemen dan pengelolaan BUMN menjadi penting untuk meningkatkan peran, kontribusi, serta kinerja perusahaan. Kita berharap semua pihak membantu BUMN lebih profesional dan mengedepankan prinsip good and clean governance. Meskipun ruang gerak CEO BUMN tidak seleluasa rekannya yang di swasta, di mana lebih banyak peraturan dan ketentuan yang harus diperhatikan, ruang untuk melakukan transformasi dan perbaikan masih terbuka luas. Sejumlah CEO BUMN telah menunjukkan hal tersebut dapat menjadi best practice bagi yang lain. Kita semua berharap CEO dan Tim Manajemen Puncak BUMN dapat terus meningkatkan kinerja untuk menjadi BUMN yang lebih inovatif dan berkinerja.
BUMN merupakan aktor penting dalam pembangunan perekonomian nasional. BUMN menyumbang pendapatan negara, menjalankan misi negara untuk menyediakan barang dan jasa dasar/strategis yang dibutuhkan rakyat, menyerap angkatan kerja, serta meningkatkan daya saing nasional. Selain itu, BUMN adalah alat negara untuk memajukan kesejahteraan umum dan ikut serta menyukseskan agenda pembangunan nasional, seperti infrastruktur, investasi, dan pembinaan usaha kecil-menengah.
Di era desentralisasi, BUMN juga berperan meningkatkan perekonomian daerah dan memberi daya tangkar bagi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. Pemerintah tengah meningkatkan investasi dan mendorong BUMN menjadi bagian penting dalam "hilirisasi" yang sedang dilakukan. Peran BUMN untuk mewujudkan ketahanan pangan dan energi sangatlah penting. Penduduk Indonesia, yang jumlahnya lebih dari 240 juta jiwa, membutuhkan kecukupan pasokan sumber pangan utama. Semakin tumbuhnya ekonomi nasional juga semakin meningkatkan kebutuhan akan energi.
Dana dan aset yang dikelola BUMN juga menjadi sumber pembiayaan percepatan pembangunan infrastruktur, selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. BUMN telah diinstruksikan untuk berkontribusi secara aktif pada program percepatan pembangunan infrastruktur nasional, yang tertuang dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Kebutuhan pembangunan infrastruktur di enam koridor membutuhkan investasi BUMN.
Pada 2011, kontribusi BUMN terhadap penerimaan negara sebesar Rp 143,7 triliun, dengan perincian penerimaan pajak Rp 115,6 triliun dan nonpajak atau dividen sebesar Rp 28,1 triliun. Tahun ini kontribusi BUMN terhadap penerimaan negara diharapkan sebesar Rp 155,8 triliun, dengan perincian penerimaan pajak Rp 125 triliun dan nonpajak sebesar Rp 30,8 triliun.
Rata-rata kontribusi pajak BUMN terhadap penerimaan pajak 2006-2012 sebesar 13,6 persen. Pada periode yang sama, rata-rata dividen terhadap penerimaan negara bukan pajak mencapai 9,9 persen. Adapun belanja modal 2011 mencapai Rp 142,3 triliun dan belanja operasional sebesar Rp 1.226 triliun. Sampai akhir 2012, diharapkan belanja modal BUMN meningkat sebesar Rp 217,3 triliun dan belanja operasional berkisar Rp 1.216 triliun.
Di bidang sosial dan pemberdayaan masyarakat, BUMN diminta membantu dan meningkatkan dana corporate social responsibility yang teralokasikan pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, yang tahun ini ditargetkan di atas Rp 6 triliun. BUMN diharapkan menjadi main driver pengembangan dan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan inovasi nasional untuk menjalankan creating value strategy. Pemerintah terus berupaya mendorong BUMN untuk menjadi jawara dalam persaingan, baik di tingkat regional maupun global.
Globalisasi dan regionalisasi membuka peluang baru bagi BUMN untuk mengembangkan basis produksi serta pasar yang lebih luas. Terbukanya peluang di pasar regional dan internasional hanya akan dapat termanfaatkan apabila BUMN memiliki kapabilitas dan daya saing. Mendorong BUMN untuk siap bersaing dengan pemain asing membutuhkan transformasi bisnis yang sering kali mendasar. Peran dan tugas CEO serta Tim Manajemen Puncak untuk membentuk serta mengawal perubahan sangatlah penting dan strategis. Sebelum melakukan transformasi bisnis, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari, menemukan, serta mengembangkan calon-calon pemimpin BUMN yang memiliki kompetensi dan wawasan global.
Karakter CEO BUMN yang visioner, mampu me-leverage sumber daya yang dimiliki, mengubah paradigma perusahaan, dan mentransformasi budaya birokrasi menjadi korporasi akan membuat kinerja BUMN menjadi lebih baik. Pekerjaan ini tentu membutuhkan dukungan dari segenap organisasi BUMN. Maka kemampuan komunikasi dan pelibatan semua elemen dalam organisasi BUMN sangat dibutuhkan. Hal ini untuk menghindari resistansi dan hambatan untuk perubahan (barrier to change).
Transformasi struktural dan budaya untuk keluar dari model bisnis konvensional menjadi tumpuan penataan BUMN di tingkat perusahaan. Manajemen BUMN perlu diserahkan kepada profesional yang tidak hanya memiliki visi, skill, dan pengetahuan, tapi juga berintegritas. CEO BUMN ke depan merupakan eksekutif pelaksana usaha yang memiliki visi dan strategi global, bertindak sebagai coach (lebih dari sekadar tugas manajerial), berfokus pada pengembangan dan inovasi, serta memiliki aspek kepemimpinan yang kuat dan berkarakter. CEO BUMN yang diharapkan merupakan orang-orang yang memiliki lanskap bisnis masa depan imajiner, mampu menciptakan lingkungan kerja yang bersahabat bagi seluruh elemen perusahaan, dan, tak kalah penting, mempunyai interpersonal skill yang mampu memediasi penataan dan transformasi bisnis BUMN.
Dalam hal pengelolaan sumber daya manusia, CEO BUMN diharapkan mampu membangun sistem yang memfasilitasi people development, jenjang karier berdasarkan merit system, serta proses rekrutmen berdasarkan analisis kebutuhan dan profesionalitas. Selain itu, pimpinan BUMN saat ini ditantang mampu terus bergerak melampaui panggilan tugasnya, menjalankan organisasi dengan passion, dan memfasilitasi orang-orang di sekitarnya untuk maju bersama. Persaingan yang semakin tinggi menuntut pimpinan BUMN menginternalisasi standar dan kualitas produk serta layanan global dalam setiap aktivitas perusahaan. Kriteria-kriteria ini dibutuhkan seorang CEO BUMN yang diharapkan dapat membawa perusahaannya berkelas dunia.
Transformasi struktural dan kultural merupakan a must factor yang dibutuhkan BUMN menuju perusahaan berkelas dunia. Kedua proses transformasi ini hanya dapat dijalankan CEO dan Tim Manajemen Puncak yang memiliki visi, strategi, dan budaya global pula. Turbulensi dan kompleksitas lingkungan usaha membutuhkan timing dan speed untuk menjawab setiap peluang serta tantangan usaha. Ketepatan dalam mengakselerasi proses tersebut membutuhkan kemampuan dan kapasitas dari seorang CEO yang mumpuni. Selain itu, CEO BUMN diharapkan mampu membuat arah organisasi menjadi learning organization dan melakukan perbaikan terus-menerus.
Dengan CEO dan Tim Manajemen Puncak yang profesional, transformasi BUMN menjadi perusahaan yang efisien, efektif, dan berdaya saing menjadi lebih mudah diwujudkan. Maka akan lebih banyak lagi BUMN nasional yang tidak hanya menjadi champion di dalam negeri, tapi juga menjadi perusahaan multinasional. Kontribusi mereka kepada negara tidak hanya semakin meningkat secara ekonomis, tapi juga menjadi identitas nasional di tengah persaingan global.
*) Guru Besar Ekonomi UI dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo