Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Vaksin Covid-19 diperlukan untuk mengendalikan pandemi.
Efikasi vaksin dilaporkan menurun terhadap virus varian baru.
Ada sejumlah ilmuwan Indonesia yang berjibaku meramu vaksin Covid-19 dengan efikasi tinggi untuk segala varian.
CARINA Citra Dewi Joe dan timnya di The Jenner Institute Laboratories di University of Oxford, Inggris, memasang mata dan telinga lekat-lekat pada perkembangan varian virus SARS-CoV-2 penyebab Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Apalagi varian terbaru yang dinamai Omicron itu, sampai Kamis, 23 Desember lalu, telah mengakibatkan kematian di Inggris dan Amerika Serikat. Di Inggris, pasien yang terjangkit varian ini mencapai 69.147 orang. “Kami selalu memantau kefatalan kasus karena Omicron,” katanya saat diwawancarai via Zoom, Jumat, 17 Desember lalu.
Omicron ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai varian yang menjadi perhatian (VOC)—kategori tertinggi dalam klasifikasi varian virus—pada 26 November 2021 atau dua hari setelah National Institute for Communicable Diseases (NICD) Afrika Selatan melaporkan penemuan varian yang sebelumnya dinamai B.1.1.529 itu. Menurut Carina, berdasarkan penelitian awal yang berkembang, Omicron memiliki daya tular lebih tinggi dari varian Delta. Selain itu, ia mampu mengelabui sistem imun yang telah terbentuk dari vaksin dan menurunkan efikasi vaksin Covid-19.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo