Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pasangan selebriti membuktikan kalau perbedaan agama tak menghalangi cinta mereka. Pasangan artis Ari Sihasale - Nia Zulkarnaen, Rio Febrian - Sabria Kono, dan yang terbaru Dimas Anggara - Nadine Chandrawinata, menjalani hubungan beda agama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
6 Alasan Seseorang Suka Bermain Cinta
Kata Peneliti Ini Penyebab Putus Cinta Paling Menyakitkan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski mereka menikah dengan keyakinan masing-masing dan rumah tangganya berjalan baik. Meski begitu, beberapa orang menganggap jalinan kasih antara dua orang yang berbeda agama sangat berisiko. Apa yang harus dilakukan jika menjalin cinta beda agama dan apa saja risikonya?
Psikolog dari International Wellbeing Center Jakarta, Tiara Puspita mengatakan, pada dasarnya hubungan beda agama memang lebih rumit. Mereka yang akan menjalani hubungan beda keyakinan harus mengerti konsekuensi yang akan dihadapi, seperti perbedaan nilai, kebudayaan, kemungkinan pertentangan dari lingkungan terdekat, sampai isu perpindahan agama.
"Kita perlu memahami dan mendiskusikan konsekuensi hubungan yang akan dijalani bahkan sebelum memulai hubungan. Tujuannya, saling memahami arah dan ekspektasi kedua belah pihak," kata Tiara Puspita. Pasangan beda agama disarankan melakukan diskusikan terbuka mengenai ekspektasi, nilai, kebudayaan yang dianut agar satu sama lain lebih mengerti dan memahami. Bicarakan pula bagaimana mereka menghadapi reaksi keluarga nantinya.
Tak hanya bicara bersama pasangan, bukalah dialog dengan lingkungan terdekat dan keluarga supaya masing-masing pihak menemukan solusi terbaik jika ingin melanjutkan hubungan hingga ke jenjang pernikahan. Tiara Puspita menambahkan, pasangan beda agama sebaiknya jangan menghindari pembicaraan seputar perbedaan keyakinan dan menunda-nunda mencari solusi.
"Seringkali kita berpikir jalani saja apa yang terjadi saat ini, toh masih masa pacaran. Belum tentu juga menikah dengan dia," kata Tiara Puspita. Jika terus-menerus menunda untuk membicarakan urusan serius ini, mau sampai kapan hubungan kalian akan terus begitu. "Jangan lari dari kenyataan. Cepat atau lambat, perbedaan keyakinan tetap bisa menjadi masalah."
Menurut Tiara Puspita, lebih baik pahit di awal karena setiap pasangan harus memahami konsekuensi dan tuntutan keluarga, sehingga arah hubungan menjadi lebih jelas dan punya masa depan. "Ini bisa menjadi bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu," ujar Tiara Puspita.
Bagi mereka yang sedang menjalani hubungan cinta beda agama, berikut 3 pilihan yang bisa dipertimbangkan.
1. Salah satu mengalah dan mengikuti keyakinan pasangannya
"Konsekuensinya, kamu bisa ditentang keluarga habis-habisan, bahkan dikucilkan. Maka pertimbangkan lagi matang-matang, apakah dia benar-benar pilihanmu hingga kamu rela berkorban sedemikian besarnya?" kata Tiara Puspita.
2. Memilih tetap berhubungan dan berkomitmen menjalani pernikahan beda agama di masa depan
Jika ini pilihannya, maka setiap pasangan perlu mempertimbangkan lebih jauh bagaimana dengan keyakinan yang akan dianut anak-anak mereka kelak.
3. Mengakhiri hubungan
Jika memilih mengakhiri hubungan cinta beda agama, konsisten dengan keputusan ini dan biarkan dia hidup dengan pilihannya yang lain.