SEBENTAR lagi akan muncul bankir baru bernama Rinto Harahap, 45 tahun, pemilik PT STAR. Pencipta lagu pop yang pernah malang melintang di bisnis rekaman ini akan mengambil alih seluruh aset Bank Summa (BS). Reporter TEMPO Bina Bektiati mewawancarainya pekan lalu. Petikannya: Bagaimana ceritanya sampai Anda ikut dalam proses pengambilalihan BS? Ketika BS dilikuidasi, November 1992, sebenarnya kelompok Citra Lamtorogung sudah membicarakannya. Ketika itu ada pertanyaan dari Ibu (Siti Hardiyanti Rukmana) kepada saya, "Bagaimana sih masalah Bank Summa? Bisa nggak kita menyelesaikannya?" Dari situ, sekitar Februari 1993, kami mencari informasi ke Edward Soeryadjaya, Om Willem, dan Tim Likuidasi Bank Summa (TLBS). Kapan izin meneliti dokumen itu keluar? Tanggal 5 Januari 1994 kami mendapat izin dari BI untuk meneliti seluruh dokumen yang berkaitan dengan BS. Mulai data yang ada pada TLBS sampai yang di BI. Jadi, bisa dikatakan, sejak 5 Januari lalu Anda praktis sudah mengoper tugas TLBS. Oh, nggak. TLBS masih tetap ada. Kami cuma diberi izin mendapatkan data sedetail mungkin dari TLBS. Kesimpulan Anda setelah melihat data itu? Ya, masalah BS ternyata masih bisa diselesaikan. BI juga menyalakan lampu hijau. Kami disuruh membuat proposal untuk pengambilalihan BS. Apa saja persyaratan yang diminta BI? Fresh money. Dana ini untuk membayar para deposan. Kami juga tidak boleh melibatkan keluarga Soeryadjaja dalam bentuk kerja sama apa pun. Tapi kalau cuma saran yang dapat mendukung data- data, ya, tidak apa-apa. Maksudnya? Begini. Personal guarantee Om Willem itu kan nantinya dialihkan kepada PT STAR. Kalau aset tersebut, misalnya, tak sama atau berkurang dari yang tertulis, Om Willem wajib menambahkan atau mengganti asetnya atau apa pun. Apa pun? Jadi Om Willem dan Edward terlibat juga dalam pengambilalihan BS ini? Oh, nggak. Keluarga Soeryadjaya cuma berperan sebatas memberi informasi. Kapan Anda mengajukan proposal? Dari Juli hingga September, proposal yang kami ajukan diuji oleh BI. Dan Desember lalu, setelah beberapa kali perbaikan, proposal kami baru dianggap layak. Karena mau mengambil alih, kami ingin mendapatkan informasi, data, dan dokumen BS secara detail. Seluruh data itu diberikan oleh TLBS. Apa isi proposal? Pertama, kewajiban kepada para deposan akan kami tuntaskan. Jadi, kami membayar lunas sekitar Rp 116 miliar. Lalu, kepada interbank dijadwalkan enam tahun dengan bunga yang kami tawarkan 3%. Tapi, bunganya berapa, hingga kini belum diputuskan BI. Utang ke BI yang Rp 379 miliar akan dicicil selama 20 tahun dengan permintaan bunga 5%. Bagaimana tanggapan William Soeryadjaya tentang proposal Anda itu? Kami tidak menyerahkan proposal kepada Om Willem. Hanya kepada BI dan TLBS. Kemudian TLBS dan BI yang mengadakan kontak ke William. Jadi, kami tidak langsung berhubungan. Kapan PT STAR akan mengambil alih, membayar, dan lain-lain? Setelah BI memberikan hak itu kepada kami sepenuhnya. Baik dengan memberikan agreement maupun MOU. Saat itu kami akan beroperasi seperti ngurusin bank, ngurusin hotel. Ya, seperti itulah. Pokoknya, kami mengontrol semua. Utang BS kepada para nasabahnya masih besar. Bagaimana Anda akan melunasinya? Kewajiban-kewajiban ini akan kami bayar dengan apa yang dapat dijual dalam dua tahun ini. Sedangkan yang bisa dikembangkan, ya, akan dikembangkan. Darmo Satelit, misalnya, akan dikembangkan dulu. Jadi, bergantung pada kami apakah aset tersebut bisa dipakai untuk membayar semua kewajiban atau tidak. Aset itu personal guarantee Om Willem, yang menurut dia senilai Rp 800 miliar. Tapi menurut TLBS bernilai Rp 600 miliar. Dengan mengambil alih kewajiban BS, kami menjadi pemilik aset-aset itu. Tentang fresh money tadi, boleh tahu dari mana sumbernya? Jumlahnya sekitar Rp 215 miliar, untuk membayar kembali nasabah dan konsorsium 13 bank. Mengenai sumbernya, ya, bisa macam-macam. Bisa dari grup kami dan mitra kerja, terutama mitra finance kami di luar maupun di dalam negeri. Dana segar itu sudah ada? Kami mengumpulkan sejak April tahun lalu. Kabarnya, pembayaran kepada deposan akan lewat Yama Bank. Betul. Bank tersebut termasuk kelompok kami. Jadi, Yama Bank yang akan memanggil dan membayar duit deposan. Estimasi kami, itu akan tuntas dalam satu bulan. Satu pertanyaan lagi. Bagaimana sih posisi PT STAR dengan TLBS itu? Wah, saya ya nggak boleh komentar, dong, soal itu. Itu wewenang BI. Tetapi yang kita tahu, TLBS berkewajiban menuntun kami, memberikan informasi yang seakurat mungkin sampai kami terpuaskan. TLBS butuh waktu setahun untuk membayar kewajiban BS. Tapi Anda hanya perlu satu bulan. Hebat sekali. Mereka pada waktu itu hanya ada uang sebegitu. Ya, itu yang dibayarkan. Sedangkan kami diwajibkan menyediakan dana. Uang deposan kembali semua. Tapi kalau mereka akan menitipkan uang itu kembali, ya, akan kami terima.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini