Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Demo Ricuh di Kemendagri Terkait Pemilihan Bupati di Papua

Unjuk rasa memprotes pemilihan bupati di tiga kabupaten di Papua, yakni Tolikara, Intan jaya, dan Kepulauan Yapen.

12 Oktober 2017 | 08.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi pintu kaca yang pecah usai terjadi bentrokan akibat pendukung calon Bupati Tolikara yang mengamuk di Kemendagri. Foto: dok Kemendagri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Unjuk rasa sekelompok warga Papua di kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di kawasan Gambir,  Jakarta Pusat  pada Rabu, 11 Oktober 2017 berakhir ricuh. Enam pegawai terluka dan jendela kaca kantor pecah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Demonstrasi tersebut terkait hasil pemilihan kepala daerah 2017 di Papua, yakni Kabupaten Tolikara, Intan jaya, dan Kepulauan Yapen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah massa dari Spontanitas Masyarakat Kabupaten Yapen, Intan Jaya, dan Tolikara Provinsi Papua berkumpul di depan kantor Kemendagri untuk menggelar aksi unjuk rasa.

Mereka  memprotes putusan sidang Mahkamah Konstitusi pada 20 Agustus 2017 silam terkait terpilihnya Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tolikara Usman Wanimbo dan Dinus Wanimbo.

Mereka mendesak Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto untuk membatalkan surat keputusan pelantikan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen periode 2017 – 2022, yakni Tony Tesar dan Frans Sanadi.

Selain itu, massa juga menyuarakan dukungan terhadap Presiden Joko Widodo serta keputusan Menteri Tjahjo dan Menteri Wiranto dalam membentuk tim investigasi guna mengusut tuntas pelanggaran pemilihan kepala daerah tahun 2010 hingga 2015 dan 2017 hingga 2022.

Mereka mendukung pembentukan tim investigasi tersebut karena disebut akan mengungkap kasus kejahatan demokrasi di Papua, khususnya Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Kepulauan Yapen 2017.

Bentrok berawal saat massa menunggu tiga orang perwakilannya yang dijanjikan akan melakukan mediasi dengan pihak Kemendagri soal Pilkada di Tolikara. Sekitar pukul 15.00, massa yang merasa sudah terlalu lama menunggu kehadiran Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Sumarsono, memulai kerusuhan dan merangsak masuk. Massa berhasil masuk sampai ke depan Masjid An-Nur Kemendagri.

Sebelum aksi unjuk rasa ini, polisi menyebutkan bahwa massa dari Spontanitas Masyarakat Kabupaten Yapen, Intan Jaya, dan Tolikara Provinsi Papua kerap bolak balik menyambangi kantor Kemendagri sejak dua bulan silam mulai pukul 7.00 hingga 21.00.

Hingga kini, sebanyak 15 orang dari pihak massa diamankan dan dibawa ke Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan.

Akibat bentrok itu, beberapa orang terluka akibat pelemparan batu. Kantor Kemendagri juga mengalami beberapa kerusakan.

“Dibawa juga barang bukti seperti pot rusak, pecahan kaca, sama mobil yang kacanya pecah,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Rabu 11 Oktober 2017 menjelaskan unjuk rasa sekelompok warga Papua.

ZARA AMELIA | ADAM PRIREZA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus