Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Komisi Pembangunan DPRD DKI Jakarta Dedi Supriadi mengatakan Pemerintah DKI mengusulkan Rp 400 miliar untuk program pembangunan sumur resapan pada Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Usulan anggaran tersebut diproyeksi untuk membangun 300 ribu sumur resapan di DKI," kata Dedi saat dihubungi, Rabu, 25 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera itu, sumur resapan menjadi alternatif Pemerintah DKI dalam menanggulangi banjir tahun ini selain program gerebek lumpur hingga normalisasi atau naturalisasi waduk dan sungai.
Baca juga : Persiapan Banjir Jakarta, Pompa Hingga Sumur Resapan Jadi Andalan
Pembangunan sumur resapan menjadi salah satu program penanganan banjir yang diprioritaskan karena realisasinya masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah hingga 2022 mencapai 2 juta titik. Saat ini, kata dia, capaian pembangunan vertikal drainase itu baru mencapai ribuan. "Pemerintah memang harus mengejar target tersebut."
Menurut Dedi, target tersebut sulit terealisasi pemerintah meski tahun depan diharapkan mampu membuat 300 ribu titik sumur resapan. Ia memperkirakan Pemerintah DKI bakal mengubah target 2 juta titik tersebut yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. "Sepertinya target vertikal drainase akan diubah saat revisi RPJMD yang diajukan tahun ini," ujarnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan membangun 60 vertikal drainase atau sumur resapan di setiap rukun tetangga atau RT hingga akhir 2020. Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan pihaknya baru menyelesaikan 4 ribu sumur resapan hingga September 2020.
"Tahun ini kami targetkan sekitar 300 ribu titik yang tersebar di lima wilayah," kata Juaini di Balai Kota DKI, Rabu, 23 September 2020
Pemerintah menargetkan pembangunan sumur resapan di 1.367 RT kawasan Jakarta Pusat sebanyak 82.020 titik, Jakarta Timur 7.136 RT ditargetkan terbangun 428.160 titik, dan Jakarta Selatan 6.077 RT sebanyak 364.620 titik.
Selain itu, untuk wilayah Jakarta Barat yang terdapat 5.199 RT akan terbangun 311.940 titik. "Untuk Jakarta Utara kami enggak bisa bangun karena kondisinya air dangkal, digali 1 meter aja air sudah timbul."