Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dokter Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban di Al-Azhar, Lalu...

Dokter Mila dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) mengatakan daging dari hewan kurban tersebut masih bisa dikonsumsi.

11 Agustus 2019 | 15.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Petugas kesehatan hewan yang mengawasi jalannya proses penyembelihan hewan kurban di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Selatan menemukan adanya lima organ dalam kambing mengandung cacing hati dan tuberculosis.

Walau begitu, dokter Mila dari Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) mengatakan daging dari hewan kurban tersebut masih bisa dikonsumsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau untuk cacing hati itu tidak mempengaruhi ke daging, dia hanya berpengaruh di organ itu saja. Jadi kita membuang yang terkena saja. Begitu pun yang di paru-paru," kata Mila saat ditemui awak media di halaman Masjid Al-Azhar, Ahad, 11 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mila mengatakan, pemeriksaan terhadap hewan kurban dilakukan sebelum dan sesudah disembelih yaitu dengan cara screening dan post mortem. Dari hasil screening, ditemukan satu kambing yang sakit sehingga ia sarankan untuk diganti dengan kambing lain.

"Tanda-tandanya dia lebih banyak diam, lemas. Beda dengan yang sehat. Kalau yang sehat lebih aktif dan mengadu tanduk," ujar Mila.

Sedangkan untuk post mortem, Mila dan pengawas kesehatan hewan biasanya memeriksa daging dan organ. Lima yang paling penting disebutnya adalah jantung, hati, paru-paru, limpa, dan ginjal. Hasilnya, lima organ pada kambing ditemukan masalah tersebut. Menurut dia, tidak ada alat khusus untuk pemeriksaan post mortem hewan kurban. "Yang paling penting kita bawa pisau sebagai alat utama," kata dia.

Menurut Ketua Panitia Pelaksana Kurban Idul Adha 1440 Hijriah di Masjid Agung Al Azhar, Muhammad Zainul Arifin, sebanyak 12 ekor sapi dan 148 kambing hewan kurban disembelih di lokasi itu. Daging itu akan dibuat menjadi 2.850 bungkus. Sebanyak 1.500 di antaranya dibagikan kepada warga yang datang dan mengantre ke masjid.

"Untuk yang lainnya kita serahkan pada desa binaan. Baik di sekolah yang ada di sini, dari TK, SD, SMP, dan SMA untuk dibawa ke desa binaannya," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus