Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Eksklusif: Heru Budi Blak-Blakan Ada Warga Miliki Puluhan KJP di Pekojan

Pj Gubernur DKI Jakarta menyebut ada seorang warga Pekojan yang memegang puluhan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

13 Oktober 2023 | 07.09 WIB

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono Melaksanakan Kunjungan ke Kelurahan Pekojan dan Menyaksikan Kegiatan Pemberian Makanan untuk Balita di Kantor Lurah Pekojan, Jakarta Barat, Rabu, 11 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
material-symbols:fullscreenPerbesar
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono Melaksanakan Kunjungan ke Kelurahan Pekojan dan Menyaksikan Kegiatan Pemberian Makanan untuk Balita di Kantor Lurah Pekojan, Jakarta Barat, Rabu, 11 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan ada seorang warga yang memiliki puluhan Kartu Jakarta Pintar alias KJP bersama dengan buku catatan yang berisi identitas dan pin ATM penerima manfaat di Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Iya Pekojan, ternyata warga sendiri melapor ke saya ‘Pak ada sebagian warga itu kartu KJP-nya sudah diberikan, di-ijon, diserahkan ke orang lain,” kata Heru Budi kepada TEMPO di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 12 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menyebutkan banyak penerima manfaat yang mengijon atau menyerahkan KJP beserta pin ATM kepada satu orang untuk mendapatkan uang sebelum waktu pencairan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI.

“Satu orang itu memiliki banyak KJP. Jadi, bayar di depan, ijon. ‘Ini, kan, belum turun dari Pemda (Pemerintah Daerah), saya minta Rp300 ribu dulu, dong, ini saya kasih (KJP)’. Gitu, banyak, macam-macam,” ujarnya.

Kepala Sekretariat Kepresidenan itu mengungkapkan temuan tersebut didapatnya saat meninjau kantor Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat yang semula tujuan dari kedatangannya untuk mengetahui kondisi stunting.

Pada saat meninjau, kata Heru Budi, ada seorang warga yang mengeluhkan dugaan penyelewengan KJP. “Orang itu sampai ada buku berisi catatan, (misal) nih Heru punya KJP. Dia punya kartunya, ada nomor pinnya. ATM Pak Michael udah ijon ke saya, disimpan Pak Michael, nomor ATM nomor sekian, pin ATM sekian,” ucap dia.

Menurut dia, temuan seperti itu menjadi salah satu alasan memperketat sasaran penerima manfaat dan penyalurannya. Sebab, penerima KJP tidak hanya menerima uang tunai, melainkan uang nontunai untuk memenuhi kebutuhan alat tulis dan perlengkapan sekolah, buku dan penunjang pelajaran, seragam sekolah dan kelengkapannya, pangan bersubsidi, dan sebagainya.

“Maka saya ketatkan kalau memang dia, jadi ada dua, nih, kalau memang dia berhak dapat tapi yang dapat pun enggak boleh diijonkan, kan itu untuk anak sekolah,” ucapnya.

Ia mengakui ada kesulitan dalam melakukan pengawasan penggunaan KJP. “Pengawasannya susah juga kan. Itu kan sudah hak pribadi. Begitu ATM (KJP) itu dikasih, ya, hak yang bersangkutan. Kami ngawasinnya gimana?” katanya.

Heru Budi mengimbau warga, khususnya penerima manfaat KJP untuk menggunakan bantuan sesuai peruntukannya.

“KJP itu diberikan kepada warga untuk anaknya sekolah, bukan untuk yang lain-lain. Subsidi pangan juga dari situ. Nah itu saya minta kepada warga, kan Pemda memberikan bantuan untuk anaknya sekolah, ya, gunakanlah untuk sekolah,” ucap dia.

 

Mutia Yuantisya

Alumnus Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang ini memulai karier jurnalistik di Tempo pada 2022. Ia mengawalinya dengan menulis isu ekonomi bisnis, politik nasional, perkotaan, dan saat ini menulis isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus