Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Fraksi PSI Dukung Heru Budi Buat Slogan Baru Jakarta

Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta mendukung wacana Pj Gubernur Heru Budi Hartono membuat slogan baru Jakarta.

13 Desember 2022 | 13.31 WIB

Wakil Ketua Fraksi PSI Justin Adrian (jaket merah) dan anggota Fraksi PSI August Hamonangan memberikan klarifikasi menanggapi rekomendasi sanksi dari Badan Kehormatan DPRD DKI kepada William Aditya Sarana di kantor Fraksi PSI DPRD DKI, 29 November 2019. William adalah anggota Fraksi PSI yang diduga melanggar etika karena mengunggah anggaran janggal lem aibon ke media sosialnya. Tempo/Imam Hamdi
Perbesar
Wakil Ketua Fraksi PSI Justin Adrian (jaket merah) dan anggota Fraksi PSI August Hamonangan memberikan klarifikasi menanggapi rekomendasi sanksi dari Badan Kehormatan DPRD DKI kepada William Aditya Sarana di kantor Fraksi PSI DPRD DKI, 29 November 2019. William adalah anggota Fraksi PSI yang diduga melanggar etika karena mengunggah anggaran janggal lem aibon ke media sosialnya. Tempo/Imam Hamdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan mengatakan rencana Penjabat (Pj) Gubernur Heru Budi Hartono untuk membuat slogan baru Jakarta sudah tepat. Slogan baru ala Heru berbunyi 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Karena saya melihat slogan pertama 'Jakarta Kolaborasi' justru mengesankan Jakarta ini sepertinya kekurangan pemasukan," kata dia saat dihubungi, Selasa, 13 Desember 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kemarin pemerintah DKI memastikan bakal ada slogan baru 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'. Slogan ini akan menggeser 'Jakarta Kolaborasi' yang dicetuskan mantan Gubernur DKI Anies Baswedan. 

Dulu Anies membuat PlusJakarta atau +Jakarta, jenama resmi kota (city brand) Jakarta dengan slogan 'Jakarta Kota Kolaborasi'. Meski begitu, pemerintah DKI memastikan logo PlusJakarta tidak akan diubah.

Dasar hukum identitas kota ini tertuang dalam Peraturan Gubernur Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penjenamaan Kota Jakarta yang diteken Anies Baswedan pada 22 Juni 2020. 

August menganggap kata Jakarta Kota Kolaborasi seolah-olah merepresentasikan kota yang kekurangan pendapatan. Slogan ini muncul saat pandemi Covid-19 dua tahun lalu. 

Anies Baswedan mengajak keterlibatan masyarakat, investor, dan lembaga untuk berkolaborasi membantu Jakarta menanggulangi wabah Covid-19 di Ibu Kota. Bahkan, pemerintah DKI pernah menyurati para duta besar. Isi suratnya meminta bantuan sejumlah fasilitas untuk lokasi isolasi mandiri pasien Covid-19 di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara. 

Semangat kolaborasi ini, lanjut August, kemudian diteruskan untuk kegiatan atau pembangunan tertentu. "Di situ yang menurut saya kurang klop bahwa dipaksakan 'kolaborasi' tadi," ucap anggota Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI ini.

Pro kontra slogan baru Jakarta
Rencana membuat slogan baru Jakarta menimbulkan pro dan kontra dari sejumlah politikus. Sekretaris Komisi A Bidang Pemerintahan DPRD DKI Jakarta Karyatin Subiantoro menyebut slogan baru ini masih wacana. 

Heru baru mendiskusikan slogan baru dengan Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik DKI Jakarta Raides Aryanto. Politikus PKS ini menilai keinginan mengubah slogan Jakarta bukanlah hal prinsip. 

Kritikan lain juga datang dari politikus PKS, Muhammad Iqbal. Juru bicara PKS ini menganggap Heru terkesan ingin menghapus jejak Anies di Jakarta dengan mengganti slogan. Iqbal meminta Kepala Sekretariat Presiden itu untuk fokus mengerjakan hal substansial. 

"DKI Jakarta yang saat ini sudah tampak indah dan tertata, dia tinggal meneruskan apa yang sudah dilakukan sebelumnya, jangan membuat kegaduhan," papar Iqbal dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Sementara itu, politikus PDIP, Gilbert Simanjuntak, menilai wajar keinginan Heru Budi untuk membuat slogan baru Jakarta. Menurut dia, setiap pemimpin Jakarta memiliki warna tersendiri.

"Saya kira wajar saja kalau setiap Gubernur mempunyai warna tersendiri sesuai targetnya," kata dia saat dihubungi Tempo hari ini.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus