Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Aneka Gas Industri (Samator Group) Rachmat Harsono menjelaskan perihal gas nitrogen untuk otomotif, termasuk yang dipergunaan dalam bisnis My Nitro.
Menurut Rachmat, perkembangan nitrogen gas untuk otomtotif, yakni tekanan ban kendaraan terbagi menjadi dua.
Pertama, angin nitrogen yang dihasilkan lewat generator. Sedangkan yang kedua, nitrogen gas murni yang ditampung di tabung.
"Kalau generator, kadar H2O dan CO2 lebih tinggi dan itu bisa menimbulkan oksidasi di ban, sehingga mempengaruhi usia keawaten ban," ujar Rachmat dalam peluncuran alat pengisian angin nitrogen My Nitro di Depok pada Sabtu lalu, 25 Juli 2020.
Kadar air dan karbondioksida yang tinggi itu disebut bisa membuat ban rusak dan fleksibilitas yang berkurang.
Rachmat menjelaskan gas nitrogen murni jauh lebih lebih baik ketimbang angin nitrigen yang dihasilkan lewat generator.
"Kalau gas nitrogen yang dipakai My Nitro, tingkat H2O dan CO2 sangat rendah. Dijamin tidak menimbulkan oksidasi pada ban, sehingga lebih awet dan stabil serta tak terpengaruh suhu luar."
Oleh karena itu, Rachmat melanjutkan, My Nitro yang mendapatkan suplai tabung gas nitrogen dari Samator layak didukung melebarkan sayap di bisnis pengisian angin nitrogen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gasnitrogen yang dipakai My Nitrodiklaim memiliki kadar kemurnian nitrogen hingga ami 99,9 persen.
"My Nitro punya inovasi bagus. Bisa dibilang mereka pionir di Asia yang mengembangkan nitrogen di sektor otomotif lewat alat pengisian tanpa awak (self service). Sistem pembayaran juga sudah cashless, makin kekikinan," ujar Rachmat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini