Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menanamkan rasa tanggung jawab dalam mengakses Internet dan media sosial akan menjadikan anak lebih peka terhadap segala bentuk kejahatan siber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota OASE Kabinet Indonesia Maju Gista Putri mengatakan, kejahatan di Internet seperti cyber bullying bisa terjadi kepada siapa saja tidak mengenal umur, profesi, dan waktu. Oleh karena itu, anak harus dipantau menggunakan media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dulu sekitar 8 atau 9 tahun lalu aku pernah ada pengalaman, ada akun yang menyamakan dengan nama aku. Ternyata hal itu menimbulkan masalah, karena ada yang janjian pakai akun dengan atas nama aku padahal kan itu bukan aku. Saat itu belum ada mode report," ucap istri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, dalam Webinar Cerdas Mengakses Informasi, Rabu, 7 Juli 2020.
Perempuan kelahiran 2 Agustus 1987 ini membagikan tips aman menggunakan media sosial, khususnya bagi anak, agar mendapatkan informasi yang layak anak dan terhindar dari kejahatan siber.
1. Pahami jenis platform atau aplikasi
Tidak hanya tahu fungsi masing-masing, juga mesti tahu manfaatnya, cocok atau apa tidak dengan usia, dan paham kebijakan sekuritasnya. "Pelajari sistem pengamanan platform tersebut agar bisa memutuskan sebelum memakai," kata dia.
2. Berpikir dulu sebelum unggah sesuatu di media sosial
Menurut Gista, apa yang telah diunggah melalui media sosial sudah menjadi milik publik dan akhirnya semua dengan leluasa berkomentar. "Hati-hati meng-capture percakapan pribadi, kalau sudah di-publish bisa menjadi milik publik. Pikirkan efeknya jauh ke depan karena jejak digital rentan disalahgunakan," ujar Gista.
3. Batasi penggunaan media sosial
Gista menyarankan agar jangan tergantung dengan gadget dan akhirnya menjadi toksik. Itu akan berpengaruh ke aktivitas sehari-hari dan membuat anak-anak sekolah jadi tidak bisa konsentrasi. Orang dewasa bisa mengalaminya. Setelah mengunggah di media sosial, biasanya jadi ingin mengetahui siapa yang sudah kasih komentar atau menyukainya.
Bukan tanpa alasan, Gista pun pernah mengalaminya sekitar 4 tahun lalu saat liburan bersama keluarga. Bukannya menikmati liburan, dia malah sibuk sendiri banyak mengambil foto untuk diunggah di media sosial.
"Saat ini saya sudah membatasi media sosial, kayaknya sudah tidak bagus deh manfaat penggunaan media sosial bagi saya, walau masih pakai media sosial tapi saya batasi. Kita pahami dulu batas yang sesuai dengan kita apa," ucapnya.
4. Penggunaan dipantau secara berkala
Orang tua mesti memantau jika anak menggunakan media sosial, agar tahu apa saja yang telah dan sedang diakses oleh anak. Terutama jika ada hal-hal yang membahayakan keamanan dan keselamatan anak.
"Sebagai anak kita juga mesti berani melapor ke orang tua jika terdapat masalah saat memakai media sosial dan berkenalan dengan teman baru di dunia maya," ujar dia.
5. Mulai dari diri sendiri
Terakhir, tentu saja semua saran tadi bisa kita mulai dari diri sendiri. Mulai memikirkan lagi manfaat media sosial dan menggunakan media sosial sebagai alat untuk tujuan yang positif.