Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Gojek dan Tokopedia akan membentuk GoTo.
GoTo bakal memiliki valuasi minimal US$ 18 miliar.
Setelah merger Gojek dan Tokopedia terjadi, persaingan bisnis digital akan semakin sengit.
JAKARTA -- Rencana penggabungan Gojek dan Tokopedia semakin mendekati kenyataan. Informasi yang diperoleh Tempo dari sejumlah sumber menyebutkan kedua raksasa bisnis digital ini akan mengumumkan entitas baru hasil merger yang bernama GoTo, bulan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang sumber mengatakan valuasi Gojek mencapai US$ 10,5 miliar, sedangkan Tokopedia US$ 7,9 miliar. Valuasi perusahaan gabungan diperkirakan mencapai US$ 18,4 miliar atau Rp 267,9 triliun. Gojek akan menjadi pemegang saham terbesar GoTo dengan porsi 55 persen dan sisanya dikuasai Tokopedia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan sumber lain menyebutkan porsi saham Gojek bisa mencapai 60 persen, merujuk pada valuasi US$ 10 miliar dan valuasi Tokopedia US$ 7 miliar. Kedua sumber ini berujar GoTo bakal membawahkan semua entitas hasil merger. “Gojek, Tokopedia, GoFood, dan GoPay ada di bawah perusahaan baru ini,” kata salah satu sumber itu, kemarin.
Pembentukan GoTo menjadi kabar termutakhir dari putaran merger Gojek dan Tokopedia. Pada akhir pekan lalu, petinggi dua perusahaan ini mengumumkan rencana merger pada pertemuan internal atau forum townhall meeting. Sumber Tempo mengatakan forum yang digelar manajemen Gojek itu berjalan selama 20 menit. Dalam rapat itu, petinggi Gojek memastikan merger tidak akan mengubah struktur kepemimpinan perusahaan. Namun, setelah GoTo terbentuk, Co-Chief Executive Officer Gojek, Andre Soelistyo, akan menjadi pemimpinnya bersama CEO Tokopedia, William Tanuwijaya.
William Tanuwijaya. REUTERS/Willy Kurniawan.
Saat dimintai tanggapan mengenai informasi ini, Gojek maupun Tokopedia tutup mulut. Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita, hanya menyapa balik tanpa memberi jawaban. Adapun Vice President of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, menyatakan, “Jika ada aksi korporasi, kami pasti akan menyampaikannya kepada publik," ujarnya.
***
Merger Gojek dan Tokopedia mengemuka pada awal tahun ini, setelah rencana aksi korporasi yang lebih besar, yaitu penggabungan Gojek dan Grab, mandek. Informasi yang diperoleh Tempo menyebutkan mandeknya negosiasi disebabkan oleh sikap bos Grab, Anthony Tan, yang ingin memimpin perusahaan baru hasil merger. Dia juga berkukuh bahwa valuasi Grab, yang diklaim mencapai US$ 14 miliar, masih jauh di atas Gojek. Sebaliknya, Gojek merasa valuasinya imbang setelah mendapatkan suntikan modal baru, salah satunya dari Telkomsel. Persoalan lainnya adalah dalam pembagian pasar, mengingat Gojek dan Grab memiliki core business yang sama. “Itu rumor, kami tidak ingin menanggapi lebih lanjut,” kata Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, saat dimintai konfirmasi mengenai hal itu.
Mandeknya merger Grab dan Gojek memunculkan opsi lain. Softbank Group, yang menjadi investor Gojek dan Grab, melihat ada potensi besar jika menggabungkan perusahaan yang berbeda layanan. Softbank, yang juga menjadi pemodal Tokopedia, kemudian mendorong perusahaan ini untuk merger dengan Gojek. Sinergi dua perusahaan ini diyakini bakal menghasilkan sesuatu yang besar, mengingat layanan yang disediakan oleh keduanya bisa saling melengkapi.
Stan Tokopedia saat festival belanja online di Jakarta Convention Center, 2019. TEMPO/Tony Hartawan.
Gayung pun bersambut setelah rencana merger Gojek dan Tokopedia disetujui oleh pemegang saham lain. Salah satunya Telkomsel yang memiliki 4,5 persen saham Gojek. Dalam wawancara khusus dengan Tempo, Direktur Utama Telkomsel, Setyanto Hantoro, mengatakan sudah memberikan persetujuan untuk aksi korporasi ini. Alasannya, kata dia, ada potensi untuk membentuk ekosistem yang lebih besar. “Gojek dan Tokopedia memiliki karakter berbeda. E-commerce sudah pasti butuh logistik, dan ini pasti menguntungkan,” kata dia.
Sedangkan Associate Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economic and Finance, Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan merger Gojek dan Tokopedia akan memberi kemudahan kepada pengguna. Sebab, kedua perusahaan ini akan menggabungkan layanan transportasi online, pembayaran digital, dan e-commerce. "Bisa dibayangkan, nantinya konsumen membeli barang lewat Tokopedia, diantar Gojek, dan bisa kredit lewat GoPay,” ujar dia. Menurut Bhima, layanan lengkap ini bakal menaikkan valuasi perusahaan baru hasil merger. “Jika benar namanya GoTo, konsumen makin betah di aplikasi itu," katanya.
Tingginya potensi valuasi GoTo, menurut Bhima, bakal dimanfaatkan oleh Gojek maupun Tokopedia untuk menawarkan saham di pasar modal. Ibaratnya, Gojek dan Tokopedia saling membonceng untuk mendapatkan valuasi yang tinggi. Seperti yang terlihat pada iklan yang tayang di kanal YouTube sejak 3 April lalu, di mana pria berkostum kotak paket Tokopedia diantarkan oleh pengemudi sepeda motor Gojek.
**
Setelah merger Gojek dan Tokopedia terwujud, peta persaingan bisnis digital semakin sengit. GoTo bakal berhadapan dengan Shopee, ekosistem aplikasi yang dimiliki oleh SEA Group. Tak cuma di layanan e-commerce, keduanya bersaing di bisnis dompet digital dan sistem pembayaran. Sumber Tempo mengatakan GoTo bakal mengandalkan GoPay di segmen ini untuk membendung Shopee Pay yang kian ekspansif.
Di lain pihak, ada manuver yang dilakukan oleh Grab. Grab dikabarkan membeli saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk atau Emtek, yang dilepas melalui skema private placement. Transaksi ini memungkinkan Grab menyatukan dompet digital OVO dengan DANA yang dikuasai Emtek. Namun, Head of Public Relation OVO, Harumi Supit, enggan menanggapi hal yang dia sebut sebagai spekulasi pasar itu. “OVO saat ini berfokus pada pengembangan layanan pembayaran digital dan sejumlah layanan finansial lain,” kata dia.
VINDRY FLORENTIN | YOHANES PASKALIS | FERY F. | BUDI SETYARSO
Wawancara selengkapnya dengan Direktur Utama Telkomsel, Setyanto Hantoro, bisa Anda ikuti di TV Tempo dan kanal YouTube Tempodotco.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo