Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris PC GP Ansor Kota Surabaya, Rizam Syafiq menegaskan, awal mula kericuhan yang melibatkan anggotanya dengan jemaah ustad Syafiq Riza Basalamah, bukan karena mereka melakukan pembubaran pengajian. Pengajian itu digelar di Masjid Assalam Purimas, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya pada Kamis, 22 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rizam menjelaskan, GP Ansor telah mengirim surat keberatan lebih dulu kepada Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Gunung Anyar, dan telah mencapai kesepakatan bersama. Pada surat tertulis, panitia sepakat untuk meniadakan pemateri yakni Syafiq Riza Basalamah, tetapi tetap boleh melakukan sholat berjamaah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rizam berujar, salah satu badan otonom milik Nahdlatul Ulama itu tidak sepakat dengan materi pengajian yang disampaikan oleh Syafiq. “Yang kami tolak bukan pengajiannya. Ansor Banser ini pengawal kiai dan ulama,” ucap Rizam saat dihubungi pada Kamis, 29 Februari 2024.
Alasan NU Tolak Pengajian Syafiq Riza Basalamah
Menurut Rizam, ceramah Syafiq banyak mengandung kontroversi. Ia mencontohkan sebuah kajian Syafiq yang disampaikan kepada jemaahnya untuk tidak berteman dengan non muslim.
Syafiq juga pernah menyarankan kepada jemaahnya yang memakai nama pertiwi atau Sri untuk merubah nama tersebut. Terlebih, NU mengklaim jika ceramah Syafiq sering kali menyerang amaliyah NU. “Misal dzikir yang disebut dengan nyanyi rame-rame,” kata dia.
Rizam mengklaim ceramah itu dapat membahayakan penganut agama Islam di Indonesia. NU tidak ingin para penceramah sedikit-sedikit menuding kelompok lain sesat atau bid’ah apalagi menyalahkan kelompok NU.
"Syafiq enggak mau ngaku kalau Wahabi, ngakunya Aswaja, mana ada Aswaja isi ceramahnya begitu?" tanya dia.
Laporan Banser ke Polrestabes Surabaya
Ia berharap sikap keberatan atas pengajian Syafiq di Surabaya tidak mencoreng nilai toleransi di Indonesia akibat ceramah yang dianggap kontroversial tersebut. Namun rupanya, pengajian Syafiq diketahui Banser tetap berlangsung saat itu. Yang artinya melanggar surat kesepakatan.
Namun, hingga sore hari Banser mengklaim tidak melakukan pembubaran. Anggota mereka justru mendapat penolakan saat ingin masuk masjid untuk melaksanakan sholat maghrib. Adu mulut pun terjadi hingga panitia mencoba mengusir kelompok Banser. Tak hanya adu mulut, adu fisik pun terjadi hingga menyebabkan empat orang anggota banser luka.
Oleh karena itu, anggota Banser melaporkan jamaah ustad Syafiq Riza Basalamah yang melakukan penyerangan ke Polrestabes Surabaya. Hingga saat ini, pihaknya kekeh untuk menempuh jalur hukum. “Sementara, arahan dari pimpinan pusat adalah kami kawal dan usut tuntas,” kata dia.