Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Muhammadiyah Anjurkan Pertemuan Antarormas Islam soal Kajian Syafiq Riza Basalamah, Banser Surabaya Minta Difasilitasi Negara

Menurut Kasatkorcab Banser Surabaya Deni, justru negara yang harus memfasilitasi dialog antarormas Islam itu.

5 Maret 2024 | 10.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
PAC GP Ansor Kecamatan Krembangan dan Yayasan Masjid Al-Ikhlas mengadakan mediasi sebelum pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Kantor Sekretariat Yayasan Masjid Al-Ikhlas, Jalan Tanjung Sadar, Krembangan, Kota Surabaya, Sabtu, 2 Maret 2024. Pengajian tetap berjalan dengan syarat tidak provokatif dan menjelekkan atau menyinggung amaliyah serta tradisi Nahdlatul Ulama atau NU. Dok. GP Ansor Kota Surabaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Koordiasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Kota Surabaya, Agustiya Deni, menanggapi masukan Muhammadiyah agar antarormas Islam, khususnya Salafi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah, bertemu untuk bertukar pikiran. Menurut Deni, pertemuan itu harus difasilitasi oleh negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Sholikhul Huda, menyampaikan itu usai bentrok terjadi antara anggota GP Ansor dan Banser dan jemaah pengajian Syafiq Riza Basalamah di Masjid Assalam, Gunung Anyar, Surabaya, beberapa waktu lalu. Deni merupakan satu dari enam orang yang dipanggil oleh Polrestabes Kota Surabaya sebagai saksi dalam bentrok itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Perlu ada ruang-ruang perjumpaan terutama pada kelompok NU, salafi, Muhammadiyah untuk kemudian saling berbagi, dan membangun relasi sosial guna meminimalisir kecurigaan dan pertengkaran,” kata Shollikhul melalui pesan suara yang diterima Tempo pada Kamis, 29 Februari 2024.

Deni sependapat dengan masukan Sholikhul. Menurut dia, sebuah pertukaran syiar ajaran Islam antara Salafi dan NU diperlukan untuk saling memahami. Dia mengatakan, para penganut ajaran Salafi bisa bersyiar di depan jamaah NU. Sebaliknya, dia menyampaikan ajaran ahlus sunnah wal jama'ah dari NU bisa disampaikan di depan jamaah Islam Salafi dan Wahabi.

"Biar sama-sama ngerti mereka ngomong bid'ah itu ada dasarnya, sebaliknya jamaah Salafi tahu yang kita lakukan ini ada dasarnya," ujar Deni kepada Tempo, Sabtu, 2 Maret 2024.

Menurut Deni, justru negara yang harus memfasilitasi dialog antarormas Islam itu. Dia mencontohkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bisa mengundang mubalig dari Salafi dan NU untuk saling berdialog. Menurut dia, negara tak sebaiknya membiarkan ajaran-ajaran itu saling berbenturan.

"Sampai kapan kemudian negara ini membiarkan, kan ya enggak elok, enggak baik," kata Deni.

Ketika ditanya apakah aspirasi itu juga ditujukan kepada Kementerian Agama yang saat ini dipimpin Yaqut Cholil Qoumas, mantan Ketua Umum GP Ansor, Deni menilai pertemuan itu bisa diupayakan oleh lembaga apa pun, termasuk MUI dan Kementerian Agama.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus