Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Magelang, Boyolali, dan Klaten di Jawa Tengah kembali mengeluarkan letusan freatik. Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan letusan freatik Merapi terjadi dua kali. "Kami imbau masyarakat tetap tenang," kata Sutopo kemarin. Letusan freatik terjadi akibat tekanan gas yang ada di perut bumi sehingga mengakibatkan semburan asap dan material lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sutopo, letusan pertama Merapi terjadi kemarin dinihari, pukul 01.25, selama 19 menit. Dari pos pantau Babadan, ketinggian asap mencapai 700 meter dari puncak kawah. Adapun letusan freatik kedua berlangsung pada hari yang sama pukul 09.38 selama 6 menit. Pada letusan kedua, tinggi asap mencapai 1.200 meter dengan arah angin condong ke barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belum genap sebulan, sejumlah erupsi freatik terjadi di Gunung Merapi. Pada 11 Mei lalu, Merapi tiba-tiba mengalami erupsi dengan ketinggian kolom mencapai 5.500 meter. Erupsi tersebut ditandai dengan permukaan kawah mengeluarkan uap air. Dampaknya, beberapa wilayah di Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami hujan abu.
Sutopo melanjutkan, pada letusan pertama kali ini, hujan abu terjadi di sejumlah wilayah seperti di Srumbung, Kaliurang. Pada letusan kedua, diperkirakan hujan abu terjadi di wilayah Magelang dengan jarak yang tak jauh dari Gunung Merapi. Ia mengatakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tetap menetapkan status Gunung Merapi pada level normal. DANANG FIRMANTO Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan letusan freatik Merapi terjadi dua kali. "Kami imbau masyarakat tetap tenang," kata Sutopo kemarin. Letusan freatik terjadi akibat tekanan gas yang ada di perut bumi sehingga mengakibatkan semburan asap dan material lain.
Menurut Sutopo, letusan pertama Merapi terjadi kemarin dinihari, pukul 01.25, selama 19 menit. Dari pos pantau Babadan, ketinggian asap mencapai 700 meter dari puncak kawah. Adapun letusan freatik kedua berlangsung pada hari yang sama pukul 09.38 selama 6 menit. Pada letusan kedua, tinggi asap mencapai 1.200 meter dengan arah angin condong ke barat.
Belum genap sebulan, sejumlah erupsi freatik terjadi di Gunung Merapi. Pada 11 Mei lalu, Merapi tiba-tiba mengalami erupsi dengan ketinggian kolom mencapai 5.500 meter. Erupsi tersebut ditandai dengan permukaan kawah mengeluarkan uap air. Dampaknya, beberapa wilayah di Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami hujan abu.
Sutopo melanjutkan, pada letusan pertama kali ini, hujan abu terjadi di sejumlah wilayah seperti di Srumbung, Kaliurang. Pada letusan kedua, diperkirakan hujan abu terjadi di wilayah Magelang dengan jarak yang tak jauh dari Gunung Merapi. Ia mengatakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi tetap menetapkan status Gunung Merapi pada level normal. DANANG FIRMANTO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo