Hasilnya dibakukan

KEASYIKAN berseminar rupanya sudah sampai pada topik 'mahkota' wanita di Indonesia. Itu terjadi pertengahan Oktober lalu di Bandung. Topiknya: "Seminar Sanggul Daerah". Sayang, tak ada makalah atau diskusi pun muncul dalam "seminar" tersebut. Lho? "Seminar ini bertujuan mewujudkan penyeragaman sanggul-sanggul daerah. Tak perlu lagi membahas makalah karena sanggul yang diperagakan sudah merupakan hasil seminar tahun 1980," kata Sekretaris Panitia Ny. Sumarty Isnadi. Konon Departemen P & K berniat melestarikan sanggul daerah yang jumlahnya sangat banyak. Seminar pertama (1980) membahas sekitar 20 jenis sanggul daerah. Waktu itu penata sanggul dari berbagai daerah menyiapkan makalah tentang sanggul yang biasa dipakai sehari-hari berikut ciri khas dan sejarahnya. Hasilnya- 11 jenis sanggul daerah dinyatakan memenuhi syarat buat dilestarikan. Hasil ini kemudian dibakukan Departemen P & K sebagai salah satu syarat dalam ujian negara bagi penata rambut tingkat mahir. Sekitar 30 orang, masing-masing membayar Rp 50.000, mengikuti seminar dua hari di Bandung itu. Setelah mendengarkan penjelasan, menyaksikan peragaan menata sanggul dan mengajukan pertanyaan, mereka diwajibkan mempraktekkan jenis-jenis sanggul tersebut. Para peserta kursus kilat, eh "seminar" itu ternyata tak merasa rugi Melihat minat yang begitu besar, penyelenggaranya merencanakan suatu "seminar nasional" di Jakarta November ini.