Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Senjata api di hutan jati

Polisi berhasil menemukan kembali 8 pistol dan 74 peluru milik kantor perhutani pandangan, bojonegoro, yang dirampok. pelaku utama belum tertangkap, ada bau politik. (krim)

6 November 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETU, Komandan Peleton Hansip Kedunggalar (Ngawi), malam itu tak bertugas. Seperti biasa ia pun turun ke sungai mencari belut. Dengan lampu karbit di tangan kiri dan alat penangkap di kanan ia menyoroti setiap lekuk pinggiran sungai. Langkahnya tertahan ketika sorot lampunya menimpa sebuah bungkusan karung plastik. Isinya ternyata 8 pistol Colt 38 dan 74 butir peluru yang sudah empat hari dicari polisi Jawa Timur. Kisah penemuan 19 Oktober di Kedunggalar itu benar-benar melegakan polisi. Sudah lima hari mereka memagari tapal batas Jawa Timur dengan Jawa Tengah dan mengurung daerah Bojonegoro bagian timur dan Ngawi sebelah selatan. Pagar betis itu dimaksudkan untuk mencegat perampok yang menyikat 9 pistol Colt 38 berikut 114 butir peluru dari kantor Perum Perhutani Unit 11 di Padangan, sebelah barat Bojonegoro. Lepas tengah malam, 14 Oktober, kantor yang mengelola hutan jati di kota kecil Padangan itu nampak sepi Tiga penjaga malam Suleman dan Ngadi (waker hutan) dan Bambang Aries (Hansip) sudah tidak kuasa lagi menahan kantuk. Di tengah kelelapan, tiba-tiba sekitar lima orang menyekap mereka. Tarpa perlawanan, ketiga penjaga malam itu dibuat tidak berkutik setelah diinjak-injak dan mulut mereka disumbat kertas koran. Tiga orang di antara penyekap itu mencongkel daun jendela ruang kantor urusan pegawai. Setelah mereka masuk sasaran utama adalah brankas besi setebal papan yang separuh dibenamkan dalam pasangan beton segede bak mandi. Ikatan gembok yang menancap ke perut brankas itu dijebol. Tutup dapat diangkat ke atas. Dengan karung plastik yang sudah disiapkan, kawanan perampok itu menyikat habis isinya: 9 pistol dan 114 peluru. Tanpa menyentuh benda lainnya di ruangan kantor berukuran 5 x 7 meter itu, mereka meloncat keluar lewat jendela lagi. Sebuah mobil Cole minibus telah menunggu di tempat terlindung tak jauh dari halaman gedung utama. Mobil dengan plat nomor Surabaya itu melesat ke barat, jurusan Kota Cepu di Ja-Teng. Tak lama kemudian peronda malam memukul tiang listrik dua kali. Polisi nampaknya sangat hati-hati mengusut perkara perampokan ini. Bahkan selama dua minggu Laksusda Ja-Tim menghimbau kalangan pers agar tidak memberitakannya. Operasi pengejaran dipimpin langsung Asisten Operasi Kodak X Kol. Pol. Jacky Mardono dibantu Danwil Bojonegoro Kol. Pramudiyono. "Dari pemeriksaan sementara pcrampokan itu bukan cuma kriminai biasa," kata sumber TEMPO di Kowil Bojonegoro. Nampaknya para penjahat memang khusus mencari senjata api itu. Polisi sementara menyimpulkan, perampokan itu "mirip" peristiwa Kosekta Cicendo, Bandung tempo hari. Karenanya, sasaran operasi pencegatan juga diketatkan di daerah-daerah sekitar Bojonegoro yang dianggap sebagai basis gerakan ekstrim seperti tapal batas dengan Ja-Teng, Madiun, Paciran, Babat dan Kapas. Kecuali memperketat penghadangan polisi juga membuntuti jejak kawanan perampok yang membawa pistol yang biasa dipakai polisi hutan itu. Setelah sampai di Cepu, sekitar 10 km dari Padangan, para perampok diduga berbelok ke selatan menuju Randublatung. Kemudian masuk lagi daerah Ja-Tim yaitu Ngawi. Karena gagal menembus pagar betis ke jurusan barat lewat Mantingan, kota kecil di perbatasan dengan JaTeng, kawanan perampok itu berbalik ke timur. Karena merasa belum aman untuk lolos, mereka menyembunyikan senjata api itu di sebuah sungai, dekat kota kecil Kedunggalar, Ngawi. Tinggal satu pistol dan 40 peluru yang masih di tangan perampok. Namun, menurut sumber TEMPO di Kowil Bojonegoro minggu lalu, polisi telah menangkap "titik terang". Sedikitnya lima orang termasuk seorang bromocorah dan pejabat Perhutani Padangan kini diperiksa secara intensif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus