Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Imbauan Tangerang untuk Panitia Kurban: Jangan Pakai Kresek Hitam

Pemerintah Kabupaten Tangerang menyarankan panitia kurban tak menggunakan kantong plastik atau kresek hitam.

29 Juli 2019 | 11.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga menyiapkan daging kurban dari ITDC untuk dibagikan kepada warga korban gempa bumi di Posko Peduli korban gempa Desa Jeringo, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu, 22 Agustus 2018. Selain menyerahkan daging kurban dari enam ekor sapi dan lima kambing, ITDC juga memberikan bantuan pendirian sarana umum seperti dapur umum, MCK, mushola, tempat bermain dan belajar anak-anak, instalasi air bersih, serta pasokan kebutuhan logistik dan alat-alat kebersihan untuk korban gempa bumi di wilayah tersebut.ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteliner Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang Febya Satyaningsih mengatakan telah menyebarkan tiga imbauan kepada seluruh panitia hewan kurban terkait pendistribusian daging kurban.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Salah satunya untuk tidak menggunakan plastik hitam dan plastik sekali pakai dalam distribusi daging kurban," kata Febya kepada Tempo, Senin 29 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alasannya, kata Febya, kantong plastik atau kresek warna hitam dibuat dari daur ulang plastik yang mengandung zat karsinogen yang berbahaya bagi kesehatan. "Selain itu, kantong plastik sekali pakai tidak ramah lingkungan dan membutuhkan waktu lama untuk terurai secara alamiah," ujarnya.

Sebagai gantinya, kata Febya, panitia kurban bisa menggunakan plastik ramah lingkungan yang banyak beredar saat ini. "Memang harganya sedikit mahal dibandingkan dengan plastik sekali pakai, tapi jenis plastik ini mudah terurai alami jadi lebih ramah lingkungan," kata dia.

Namun, Febya, memberikan kebebasan bagi panitia kurban untuk menggunakan bahan alternatif lain yang tidak memberatkan dan merepotkan dalam pembungkusan daging kurban. "Bisa juga menggunakan daun pisang atau daun lainnya asalkan hygiene dan bahan yang dipakai mudah didapatkan, mungkin di daerah pedesaan materi daun lebih mudah didapat," ujarnya.

Bahkan, menurut Febya, masyarakat penerima hewan kurban bisa membawa wadah atau tempat sendiri dari rumah sehingga lebih praktis.

Sementara untuk memastikan hewan kurban layak potong dan layak konsumsi, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang mengerahkan 87 petugas pemeriksaan hewan kurban pada Idul Adha tahun ini. Pemeriksaan itu akan dilakukan di lokasi penjualan hewan kurban dan tempat pemotongan hewan. "Pemeriksaan hewan kurban akan dilakukan dua kali, yakni pemeriksaan prapemotongan, dan pemeriksaan pascapemotongan," ujarnya.

Pemeriksaan prapemotongan meliputi catatan administrasi hewan, surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal, serta kesehatan fisik hewan yang dianggap layak untuk kurban. Sementara untuk pascapemotongan, petugas akan melakukan pemeriksaan bagian-bagian tubuh hewan kurban yang biasanya akan dikonsumsi nanti, seperti daging, hati, usus, dan jeroannya. "Apakah mengandung bakteri atau hal lainnya, biasanya ditemukan cacing hati," kata Febya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus