Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istri Denny Cagur, Shanty mengalami keguguran karena hamil di luar kandungan. Janin yang berusia 4 minggu itu baru terdeteksi setelah Shanty menjalani laparoskopi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Satu bulan lalu sempat testpack hasilnya positif. Lalu dicek ke dokter, ternyata janin ada di luar kandungan," kata Denny Cagur di Jakarta, Jumat 28 Desember 2018. Denny Cagur menjelaskan istrinya tidak merasakan ada kejanggalan atau menunjukkan gejala wanita sedang berbadan dua. "Rasanya katanya biasa saja."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah mengetahui istrinya positif hamil, Denny Cagur menghubungi temannya yang juga seorang dokter spesialis kandungan di sebuah rumah sakit. Dari tes laparoskopi diketahui kalau janin tumbuh di luar rahim. Tes laparoskopi adalah pembedahan invasif minimal yang menggunakan alat.
Tekniknya, ahli bedah menggunakan kamera dan alat yang dimasukkan ke dalam rongga perut atau dada untuk melihat organ dalam. Ahli bedah melihat hasil pantauan kamera tadi melalui televisi.
Ilustrasi busana ibu hamil. shutterstock.com
Hamil di luar kandungan ini disebut juga dengan hamil ektopik. Penyebabnya, sel telur yang telah dibuahi berkembang di luar rahim, biasanya pada saluran tuba falopi. Kondisi ini berbahaya bagi ibu hamil karena bisa memicu sakit yang luar biasa, perdarahan, bahkan kematian.
Kehamilan ektopik umumnya disebabkan kerusakan tuba falopi atau infeksi usus buntu sebelum kehamilan. Dari 100 kasus kehamilan, terdapat 1 kehamilan ektopik. Sekitar 95 persen kehamilan ektopik terjadi di dalam tuba falopi; 1,5 persen di rongga perut; 0,5 persen terjadi di ovarium; serta 0,03 persen terjadi di leher rahim atau serviks.
Artikel terkait: Berencana Hamil? Mulailah Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Gejala kehamilan ektopik adalah perdarahan yang luar biasa, nyeri perut, sering pusing, bahkan sampai tak sadarkan diri. Setelah kehamilan ektopik berakhir, tunggu sekurangnya enam bulan sebelum memutuskan untuk hamil kembali.