Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jalan Aman 'Raja Tenabang'

24 Oktober 2011 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CALON menteri itu memperkenalkan diri di hadapan para petinggi Partai Persatuan Pembangunan, Senin malam pekan lalu. "Nama saya Djan Faridz. Saya anak Betawi, lahir di Kalipasir, anak pinggir sungai," katanya.

Siang harinya, Djan, pengusaha properti, dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di Istana, anggota Dewan Perwakilan Daerah Jakarta ini diberi tahu bakal masuk kabinet sebagai Menteri Perumahan Rakyat menggantikan politikus Partai Persatuan Pembangunan, Suharso Monoarfa.

Tak ada tepuk tangan dari peserta rapat yang hadir di kantor pusat PPP di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, itu. Menurut salah seorang yang hadir, hanya ada ucapan selamat kepada Djan seusai pertemuan. Dalam rapat bersuguh kelengkeng, salak, dan jeruk itu juga tak ada keberatan dari para pengurus partai soal pengangkatan Djan. Begitu juga ketika Ketua Umum Suryadharma Ali menjelaskan penunjukan sang pengusaha yang sebelumnya tidak dikenal sebagai politikus partai itu.

Di bawah permukaan bukan berarti suasana adem-ayem. Para pengurus tak menyangka Djan bakal menggantikan Suharso—yang mundur karena masalah keluarga. Awalnya ada lima calon yang diajukan partai itu ke Presiden: Emron Pangkapi, Hasrul Azwar, Achmad Farial, Irgan Chairul Mahfiz, dan Romahurmuziy.

Suryadharma meminta kelimanya menyerahkan daftar riwayat hidup. Tapi hanya Hasrul, Irgan, dan Romahurmuziy yang memenuhi permintaan itu. Tiga nama inilah yang diajukan Suryadharma ke Presiden. Hasrul dan Irgan membenarkan menyetor daftar riwayat hidup. Adapun Romahurmuziy menolak berkomentar.

Belakangan, Presiden meminta Surya memberikan nama lain. "Sebetulnya Presiden menginginkan Lukman Hakim Saifuddin, yang juga Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat," kata seorang politikus Partai Ka'bah. Lukman mengakui diminta masuk kabinet, tapi ia menolak. "Saya masih ingin jadi wakil rakyat," tuturnya.

Inilah yang disayangkan sejumlah pengurus partai. Mereka menilai Suryadharma tak cukup keras memperjuangkan tiga nama yang diajukan. "Malah dia mengambil nama lain di luar pengurus," kata seorang petinggi partai. Djan Faridz memang tak tercantum dalam daftar pengurus partai. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jakarta ini hanya pernah menjadi wakil ketua dewan pakar pada kepengurusan sebelumnya.

Kekecewaan lain, Djan bukan wakil Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), salah satu unsur fusi partai itu. Ada semacam konsensus di kalangan pengurus partai bahwa perwakilan mereka di kabinet harus berasal dari Nahdlatul Ulama dan Parmusi. Misalnya Suryadharma mewakili Nahdlatul Ulama dan Bachtiar Chamsyah merepresentasikan Parmusi pada kabinet 2004-2009.

Djan dikenal sebagai pengusaha properti meski bukan mengurus perumahan rakyat seperti posnya di kabinet. Ia adalah "raja Tenabang". Perusahaannya, PT Priamanaya Djan International, adalah pengembang Pasar Tanah Abang, pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara. Ia dikenal sebagai orang di balik layar kemenangan dua Gubernur Jakarta: Sutiyoso dan Fauzi Bowo.

Menguasai sejumlah properti, Djan telah "menanam jasa" buat partai penguasa. Ia menyediakan kantor buat Partai Demokrat di Jalan Kramat Raya dan Sekretariat Gabungan koalisi pendukung pemerintah di Jalan Diponegoro—keduanya di Jakarta Pusat. Ramadhan Pohan, politikus Partai Demokrat, membenarkan kantor partainya milik Djan. "Tapi kami membayar sewa," kata dia. "Jadi tak ada hubungannya dengan kabinet."

Jasa Djan pun kini menjadi pembicaraan para petinggi Partai Persatuan Pembangunan. Sumber Tempo di partai itu menyebutkan Djan menyumbang banyak dana buat Partai Ka'bah untuk melapangkan jalan menuju kabinet. Apalagi sempat beredar informasi, namanya tersingkir beberapa saat sebelum pengumuman kabinet. "Kita lihat saja nanti bagaimana pengurus partai berebut duit dari Djan," kata sumber Tempo di Istana.

Djan—kepada Komisi Pemberantasan Korupsi melaporkan kekayaan sebesar Rp 87 miliar—belum bisa dimintai konfirmasi. Panggilan telepon tak direspons, begitu juga pesan pendek ke telepon selulernya. Adapun Suryadharma membantah ada pemberian uang. "Itu fitnah," kata dia. "Dia salah satu kader terbaik kami." Menteri Agama itu mengatakan sudah memperjuangkan tiga kader yang dicalonkan. Tapi, ia menambahkan, Presiden meminta nama baru. Ia menilai Djan cocok menjadi Menteri Perumahan karena pengalamannya di bidang properti.

Pramono, Tomi Aryanto, Mahardika Satria Hadi, Febriyan


Rokade dari Istana

Puncak melodrama perombakan kabinet adalah ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan susunan baru kabinetnya. Beberapa muka lama berpindah posisi.

Amir Syamsuddin
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

  • Lahir: Makassar, 27 Mei 1946
  • Representasi: Partai Demokrat
  • Profesi: Pengacara

    Azwar Abubakar
    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

  • Lahir: Banda Aceh, 21 Juni 1952
  • Representasi: Partai Amanat Nasional
  • Jabatan sebelumnya: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
  • Latar belakang: Politikus

    Balthasar Kambuaya
    Menteri Lingkungan Hidup 

  • Lahir: Ayamaru, 9 September 1956
  • Jabatan sebelumnya: Rektor Universitas Cenderawasih
  • Latar belakang: Akademisi

    Sharif Cicip Sutardjo
    Menteri Kelautan dan Perikanan

  • Lahir: Yogyakarta
  • Representasi: Partai Golkar
  • Latar belakang: Pengusaha

    Dahlan Iskan
    Menteri Badan Usaha Milik Negara

  • Lahir: Magetan, 17 Agustus 1951
  • Jabatan sebelumnya: Direktur Utama PT PLN
  • Latar belakang: Pengusaha

    Denny Indrayana
    Wakil Menteri Hukum & HAM

  • Lahir: Pulau Laut, 11 Desember 1972
  • Jabatan sebelumnya: Staf Khusus Presiden Bidang Hukum, HAM, dan Pemberantasan Korupsi, serta Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum
  • Profesi: Akademisi

    Widjajono Partowidagdo
    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

  • Lahir: Magelang, 16 September 1951
  • Jabatan sebelumnya: Guru besar Institut Teknologi Bandung
  • Latar belakang: Akademisi

    Musriar Kasim
    Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan

  • Lahir: Tanah Datar, 29 April 1958
  • Jabatan sebelumnya: Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional
  • Latar belakang: Akademisi

    Wardana
    Wakil Menteri Luar NegeriLahir: Klaten, 1954

  • Jabatan sebelumnya: Duta Besar RI untuk Singapura
  • Latar belakang: Birokrat

    Mahendra Siregar
    Wakil Menteri Keuangan

  • Lahir: Jakarta, 1 Januari 1970
  • Jabatan sebelumnya: Wakil Menteri Perdagangan
  • Latar belakang: Birokrat

    Rusman Heriawan
    Wakil Menteri Pertanian

  • Lahir: Bogor, 4 November 1951
  • Jabatan sebelumnya: Kepala Badan Pusat Statistik
  • Latar belakang: Birokrat

    Wiendu Nuryanti
    Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan

  • Lahir: Yogyakarta, 15 Mei 1959
  • Jabatan sebelumnya: Guru besar Universitas Gadjah Mada
  • Latar belakang: Akademisi

    Ali Ghufron Mukti
    Wakil Menteri Kesehatan

  • Lahir: Blitar, 17 Mei 1962
  • Jabatan sebelumnya: Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
  • Latar belakang: Akademisi

    Nasaruddin Umar
    Wakil Menteri Agama

  • Lahir: Ujung Bone, 23 Juni 1959
  • Jabatan sebelumnya: Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
  • Latar belakang: Akademisi

    Sapta Nirwandar
    Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

  • Lahir: Tanjung Karang, 14 Mei 1954
  • Jabatan sebelumnya: Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata
  • Latar belakang: Birokrat

    Letnan Jenderal Marciano Norman
    Kepala Badan Intelijen NegaraLahir: Banjarmasin, 28 Oktober 1954

  • Jabatan sebelumnya: Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat

    Djan Faridz
    Menteri Perumahan RakyatLahir: Jakarta, 5 Agustus 1950

  • Representasi: Partai Persatuan Pembangunan
  • Jabatan sebelumnya: Anggota Dewan Perwakilan Daerah
  • Latar belakang: Pengusaha

    Eko Prasojo
    Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

  • Lahir: Kijang, Kepulauan Riau, 21 Juli 1970
  • Jabatan sebelumnya: Guru besar Universitas Indonesia
  • Latar belakang: Akademisi

    Bayu Krisnamurthi
    Wakil Menteri Perdagangan

  • Lahir: Manado, 18 Oktober 1964
  • Jabatan sebelumnya: Wakil Menteri Pertanian
  • Latar belakang: Akademisi

    Mahmuddin Yasin
    Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara

  • Lahir: Jakarta, 12 Juli 1954
  • Jabatan sebelumnya: Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara
  • Latar belakang: Birokrat

    Gusti Muhammad Hatta
    Menteri Riset dan TeknologiLahir: Banjarmasin, 1 September 1952

  • Jabatan sebelumnya: Menteri Lingkungan Hidup
  • Latar belakang: Akademis

    Evert Erenst Mangindaan
    Menteri PerhubunganLahir: Solo, 5 Januari 1944

  • Representasi: Partai Demokrat
  • Jabatan sebelumnya: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
  • Latar belakang: Purnawirawan TNI

    Jero Wacik
    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

  • Lahir: Singaraja, 24 April 1949
  • Representasi: Partai Demokrat
  • Jabatan sebelumnya: Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
  • Profesi: Pengusaha

    Mari Elka Pangestu
    Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

  • Lahir: Jakarta, 23 Oktober 1955
  • Jabatan sebelumnya: Menteri Perdagangan
  • Latar belakang: Akademisi

    Gita Wirjawan
    Menteri Perdagangan

  • Lahir: Jakarta, 21 September 1965
  • Jabatan sebelumnya: Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
  • Latar belakang: Pengusaha
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus