KEPALA Desa Sungai Rasau risau. Sebab, desa di Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, itu bagai dilanda wabah penyakit. Justru kalangan anak mudanya yang seusia anak SD amat keranjingan judi, entah, masih terbawa arwah porkas. Seruan untuk menghentikan semangat judi ini berkali-kali dilakukan Tarji -- sang kepala desa. Namun, sebegitu jauh masih dianggap angin oleh warganya. Bahkan mereka menggelar permainan di halaman SD, satu-satunya sekolah di situ. Pak guru mereka pun tak berhasil menghentikan asyiknya mereka main bagai kesurupan itu, apatah lagi jika cuma sekadar pengumuman di papan larangan. Pusing. Tarji pusing tujuh keliling. Tak mempan dengan seruan, akhir Oktober lalu Tarji melakukan gebrakan sendiri ke lapangan. Pada saat para penjudi itu siap-siap bubar, mendadak Anang nongol. Dia dikenal penduduk sebagai jawara di situ, dan langsung menghardik, "Teruskan main, aku yang jamin." Merasa dapat angin, tentu saja para pencandu judi itu punya nyali lagi menggelar permainannya. Tarji jadi serba salah. Wibawanya ada yang menawar di muka umum. Namun, untuk melayani sang jawara ia merasa tak pantas. Maka, untuk menghindari kemungkinan yang tak diinginkan, seraya mengurut dada ia pun berlalu. Tapi belakangan Pak Kades itu malah jadi bahan olok-olok -- dan jebulnya sebuah koran di Banjarmasin pertengahan November lalu melansir berita ihwal Tarji yang sering main judi. Keruan saja Tarji pontang-panting menemui atasannya, camat dan bupati, untuk mendudukkan cerita pada tempatnya yang layak. "Untung, Pak Camat dan Bupati mau mengerti," Tarji bernapas lega kepada Alimin Hatta dari TEMPO. Ternyata, bahan yang muncul di koran itu tak seluruhnya serong. Sebab, seminggu sebelum itu warga desa nelayan di pesisir timur Kalimantan Selatan itu memang sempat geger. Pasalnya, Pak Kades Tarji yang selama ini sangat masygul dengan kegemaran warganya itu tiba-tiba menggelar tikar mengajak mereka main judi. Itu dilakukannya persis di samping rumah Anang, seakan menantang sang jawara untuk berjudi. Anang tak meladeninya. Malah mematikan petromaks dan meraup kartu domino yang dipakai main. Judi yang dipimpin Pak Kades itu dibubarkannya. Orang mengira buntutnya tentu akan meriah. Tapi Pak Kades Tarji malah tersenyum. "Ini baru Anang. Saya salut. Bukan seperti kemarin-kemarin memberi angin kepada para penjudi," ujar Tarji seraya mengacungkan jempol ke arah Anang. Dan kejadian itulah memang yang diharapkan Tarji. Yaitu, jika Anang saja sudah membubarkan perjudian tentu mudah baginya membujuk penduduk untuk menghentikannya sama sekali. Namun, di luar hitungannya, langkahnya barusan bagai menepuk air di dulang. Ya, itu tadi, Kades Tarji diberitakan koran malah memimpin warganya untuk berjudi. "Sungguh mati. Baru sekali itu saya melakukannya. Itu pun dengan maksud baik," ujarnya antara pusing tak pusing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini