Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Johnson & Johnson menghentikan penjualan produk pencerah kulit di berbagai negara. Ini merupakan respons perusahaan Amerika Serikat itu atas protes Black Lives Matters atau BLM dalam beberapa pekan belakangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari The Cut, Senin, 22 Juni 2020, perusahaan yang pernah tersandung skandal bedak bayi itu mengumumkan akan berhenti memproduksi lini Neutrogena Fine Fairness dan Clear Fairness by Clean & Clear. Kedua produk yang berfungsi mencerahkan kulit itu dipasarkan di Asia dan Timur Tengah.
Produk pencerah kulit telah lama dikritik karena dianggap melanggengkan rasisme dan warna kulit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Percakapan selama beberapa minggu terakhir menyoroti bahwa beberapa nama produk atau klaim pada produk peredam bintik hitam Neutrogena dan Clean & Clear kami seolah menunjukkan bahwa putih lebih baik daripada warna kulit unik Anda sendiri," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. "Ini bukan tujuan kami - kulit yang sehat adalah kulit yang indah."
Dalam produk pencerah kulit biasanya terdapat label "brightening" dan "lightening" yang targetnya mengatasi bintik-bintik gelap. Namun, banyak yang memaknai “bintik-bintik gelap" itu menjadi seluruh wajah atau pemutih kulit.
Selain Johnson & Johnson, sejumlah perusahaan produsen produk pencerah kulit seperti Unilever, Proctor & Gamble, dan L'Oréal menghadapi kecaman serupa karena masih menjual produk pemutih kulit.
Belasan ribu orang telah menandatangani petisi yang menyerukan Unilever untuk menghentikan produksi Fair & Lovely, produk pencerah kulit yang dijual di India dan Timur Tengah.
THE CUT | ELLE