Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kabupaten Bogor Dilanda Bencana Hidrometeorologi Bertubi-tubi, Waspada Bencana Susulan

Bencana hidrometeorologi di Desa Cibunian berdampak pada 20 kepala keluarga dan sebanyak 52KK atau 175 jiwa mengungsi ke tempat kerabat.

24 Juni 2022 | 11.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Kabupaten Bogor dilanda bencana hidrometeorologi secara bertubi-tubi pada Kamis, 23 Juni 2022, mulai dari banjir bandang, longsor hingga puting beliung. Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, bencana hidrometeorologi itu terjadi saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur dua wilayah kecamatan, yakni Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Leuwiliang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hasil kaji cepat tim BPBD Kabupaten Bogor di lapangan, banjir bandang dan tanah longsor terjadi di Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan. Peristiwa itu menyebabkan satu orang tewas. Satu warga lain masih dalam pencarian dan tiga orang mengalami luka ringan. Bencana hidrometeorologi itu berdampak pada 20 kepala keluarga dan sebanyak 52KK atau 175 jiwa mengungsi ke tempat kerabat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir dan longsor tersebut juga mengakibatkan 18 unit rumah rusak berat, 2 unit rumah rusak sedang dan 4 jembatan putus, sehingga tidak dapat dilalui.

Sehari sebelumnya, Rabu malam, angin puting beliung dilaporkan mengamuk di Desa Gunung Picung, Kecamatan Pamijahan.

"Sedikitnya ada 44 KK terdampak. Sebanyak 40 unit rumah rusak ringan, 1 unit rumah rusak berat dan 3 unit rumah rusak sedang," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam pernyataan tertulis, Jumat 24 Juni 2022.

Warga menyelematkan barang yang tersisa dari tumpukan bangunan rumah yang rusak akibat banjir bandang di Desa Purasari, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 23 Juni 2022. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan sebanyak 602 Kepala Keluarga (KK) atau 2.407 jiwa terdampak banjir bandang yang disebabkan meluapnya Sungai Cisarua. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Beberapa rumah tersebut mengalami kerusakan di bagian atap rumah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Saat ini masyarakat telah bergotong-royong memperbaiki kerusakan rumah mereka.

Banjir dan longsor di Leuwiliang

Selain di Kecamatan Pamijahan, bencana banjir dan longsor dilaporkan terjadi di Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, akibat luapan Sungai Cisarua yang tak kuasa menampung debit air setelah terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Sebanyak 602 KK atau 2.407 terdampak, ada 20 jiwa yang terpaksa mengungsi ke tempat kerabat dan 3 warga mengalami luka ringan setelah sempat terseret arus banjir bandang. Mereka dapat diselamatkan dan tidak ada korban jiwa atas peristiwa itu.

Hasil kaji cepat, sedikitnya ada 5 unit rumah rusak berat, 1 rumah rusak ringan dan 1 gedung pesantren Al-Insyiro terendam.

Dalam upaya percepatan penanganan bencana hidrometeorologi tersebut, BPBD Kabupaten Bogor bersama tim gabungan telah mengambil langkah cepat dengan berkoordinasi dengan instansi terkait, membantu proses evakuasi dan pembersihan material yang masih menutup beberapa akses jalan dan jembatan.

Potensi Hujan Disertai Petir di Kabupaten Bogor Hari Ini 

Hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor hingga Sabtu 25 Juni 2022, seperti prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Potensi hujan tersebut dapat terjadi mulai sore hari pukul 16.00 dan dini hari pukul 01.00.

Sejumlah warga mengevakuasi material bangunan yang terbawa arus banjir bandang di Desa Purasari, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis 23 Juni 2022. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melaporkan sebanyak 602 Kepala Keluarga (KK) atau 2.407 jiwa terdampak banjir bandang yang disebabkan meluapnya Sungai Cisarua. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemangku kebijakan di daerah bersama masyarakat melakukan mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana susulan. Upaya seperti normalisasi sungai, susur sungai, pembersihan sungai dari sumbatan sampah, sosialisasi kepada masyarakat dan memantau perkembangan cuaca agar dilakukan secara berkala.

Masyarakat yang tinggal di sekitar lereng tebing dan bantaran sungai agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometerorologi seperti banjir dan longsor. "Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam, maka diimbau agar evakuasi sementara secara mandiri ke lokasi yang lebih aman," kata Abdul Muhari.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus