Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

KCI Sebut Stasiun KRL Tanah Abang Perlu Dibenahi, Ini Alasannya

Saat ini, PT KCI memiliki sebanyak 80 stasiun KRL di sekitar Jabodetabek dan melayani sekitar 1,1 juta penumpang per hari.

12 Agustus 2019 | 19.49 WIB

Penumpang turun dari kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Kamis, 23 Mei 2019.  Sejumlah stasiun sempat ditutup saat terjadinya kerusuhan 22 Mei yang merambat hingga ke kawasan Tanah Abang. ANTARA/Aprillio Akbar
Perbesar
Penumpang turun dari kereta di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Kamis, 23 Mei 2019. Sejumlah stasiun sempat ditutup saat terjadinya kerusuhan 22 Mei yang merambat hingga ke kawasan Tanah Abang. ANTARA/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Wiwik Widayanti mengatakan pihaknya tengah membenahi kualitas pelayanan dan infrastruktur untuk meningkatkan jumlah penumpang KRL setiap harinya. Salah satu yang dibenahi adalah kondisi dan pelayanan stasiun KRL.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Saat ini PT KCI melayani 80 stasiun,” kata Wiwik dalam Forum diskusi DTKJ di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin, 12 Agustus 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Salah satu stasiun yang menurut Wiwik sangat perlu dibenahi adalah Stasiun Tanah Abang. Menurut dia, stasiun yang melayani sekitar 200 ribu penumpang pada hari kerja dan 180 ribu pada hari libur itu perlu memiliki kapasitas dan peron yang lebih memadai. “Sama halnya di Stasiun Manggarai dan Stasiun Bogor,” kata dia.

Peningkatan kualitas stasiun, kata Wiwik, merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah pengguna KRL. Tahun ini, KCI menargetkan pengguna kereta KRL sebanyak 1,2 juta per hari. “Hingga saat ini kami paling banyak mengangkut 1,1 juta penumpang dalam sehari,” ujarnya.

Target KCI tak lepas dari imbauan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menargetkan 60 persen masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) menggunakan transportasi umum pada 2029.

Budi optimistis target tersebut dapat terealisasi dengan meningkatkan kualitas sistem pelayanan transportasi, termasuk konsep transit-oriented development (TOD) atau hunian yang terintegrasi dengan sistem transportasi. “Di Jakarta ini kami sudah mengembangkan banyak infrastruktur transportasi utama. Ada MRT, dua jalur LRT, dan untuk jalur khusus BRT yang ditinggikan sekarang sudah beroperasi,” kata Budi.

Selain itu, Wiwik menyampaikan bahwa beberapa stasiun di luar Jakarta, tak berada di lokasi yang strategis atau dekat dengan permukiman dan pusat aktivitas masyarakat. Karena itu, ia menyebut perlu adanya penataan area di sekitar stasiun.

Wiwik mencontohkan kondisi di depan stasiun KRL Tanah Abang yang masih tampak kumuh. “Di Tanah Abang, barisan ojek online merajai depan stasiun. Lalu lintasnya juga terganggu. Ada beberapa stasiun yang di depannya pasar seperti di Kebayoran dan Angke. Sehingga harus ditata dengan baik,” kata dia.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus