Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kemajuan di Jakarta selama Anies Baswedan Menjabat, PSI: Hanya Kosmetik

Politikus PSI itu menyoroti program normalisasi Sungai Ciliwung yang mandek sejak Anies Baswedan menjabat.

24 Maret 2022 | 16.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Politikus PSI William Aditya Sarana menilai tidak ada kemajuan yang signifikan di Jakarta selama di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Anies Baswedan. Menurut dia, yang terjadi di Ibu Kota selama lima tahun terakhir ini ibarat kosmetik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi banyak hal-hal yang sifatnya kosmetik, terlihat indah dan ada pencapaian, tapi sesungguhnya itu menutupi progres yang tidak signifikan tadi," kata dia dalam diskusi daring soal evaluasi kinerja di akhir masa jabatan Anies, Kamis, 24 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

William membeberkan lima hal yang menunjukkan kemunduran di Jakarta. Pertama soal transparasi anggaran. Dia kesulitan memantau anggaran sejak era Anies.

Kesulitan itu mulai dari proses penghitungan hingga pengesahan anggaran di DPRD DKI. Sementara itu, anggaran pemerintah DKI sangat transparan dan dapat diakses di era gubernur sebelumnya.

"Kami tidak bisa lagi melihat komponen-komponen terkecil dari anggaran ketika proses anggaran itu sedang direncanakan. Tentunya ini suatu kemunduran," ujar politikus PSI itu.

Kemunduran kedua seputar penyelesaian masalah banjir. Menurut dia, program normalisasi Sungai Ciliwung mandek sejak Anies menjabat. Padahal, di pemerintahan bekas gubernur Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, normalisasi Sungai Ciliwung sudah mencapai 16 kilometer dari total pembangunan 33 kilometer.

Kemunduran ketiga adalah pembangunan hunian DP nol rupiah yang masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2017-2022. Anies malah menurunkan target pembangunan dari 250 ribu unit menjadi 29 ribu unit.

"Kita sama-sama ketahui bahwa sampai hari ini hanya mencapai 1.500 unit," ucap William.

Keempat, pembangunan kereta LRT fase 2 yang tak kunjung terealisasi. William menyampaikan, program ini masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi Tahun 2018-2029.

Kemunduran kelima di masa pemerintahan Anies Baswedan adalah program menciptakan wirausaha baru juga tidak mencapai target. Penciptaan pebisnis baru itu difasilitasi dalam program Ok Oce, yang kini berganti nama menjadi Jakpreneur. "Jadi dari lima hal ini, kami bisa menyimpulkan tidak ada program pembangunan Jakarta yang signifikan. Hanya sifatnya kosmetik-kosmetik yang cantik untuk menyembunyikan progres yang tidak signifikan ini," ujarnya. 

Baca juga: PSI Minta Anies Baswedan Tangani Kebocoran Pipa dan Akses Air Bersih

Lani Diana

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus