Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Front Persaudaraan Islam (FPI) membantah telah menggelar aksi unjuk rasa atau demonstrasi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Ini menyusul aksi sejumlah orang yang mengatasnamakan FPI Reborn mendeklarasikan dukungan kepada Anies di kawasan Patung Kuda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam foto-foto yang beredar di media sosial, para peserta aksi mengenakan baju serba putih dan membawa bendera besar bertuliskan FPI berwarna hijau. Mereka juga membawa sepanduk bertuliskan FPI Dukung Anies untuk Presiden 2024, Anies Presiden, FPI Reborn dalam aksinya.
Foto-foto ini pun turut dibagikan Politikus PSI Mohamad Guntur Romli melalui akun twitternya @GunRomli yan telah mendapat centang biru. Guntur membagikan foto-foto masa peserta aksi FPI Reborn ini pada pukul 14.11 WIB hari ini. Demikian juga aktivis medsos Eko Kuntadhi, dalam akun twitter @_ekokuntadhi pada pukul 13.12 WIB.
Ketua Bidang Advokasi DPP FPI Aziz Yanuar membenarkan bahwa Front Persaudaraan Islam telah mengeluarkan siaran pers berjudul Waspada FPI Palsu. Siaran pers ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Front Persaudaraan Islam Muhammad Alattas, Sekertaris Umum Ali Abu Bakar Alattas, dan Penasehat Pusat Abuya Qurtubi Jaelni.
Dalam siaran pers ini, Front Persaudaraan Islam menganggap masa aksi tersebut telah digerakkan oleh intelijen. Sebab, mereka menganggap massa aksi ini tidak dikenal meski mereka membawa-bawa kata-kata FPI dalam bendera yang mereka bawa.
"Ada gerakan intelijen yang sangat berbahaya menggerakkan massa tidak dikenal dengan menggunakn nama dan bendera bertuliskn FPI serta pakaian serba putih," demikian dikutip dari siaran pers Front Persaudaraan Islam, yang dikeluarkan hari ini.
Front Persaudaraan Islam mengungkapkan, beberapa hari sebelumnya mereka lewat media sosial telah menyebarkan undangan aksi tersebut dengan kop surat FPI yang dipalsukan tanpa dibubuhkan tanda tangan maupun stempel dengan mengatasnamakan M. Fahri sebagai Koordinator Aksi. Padahal, Front Persaudaraan Islam menyatakan belum ada menyatakan sikap dalam Pemilu 2024.
"DPP Front Persaudaraan Islam sejak berdiri hingga saat ini tidak pernah terlibat dalam aksi dukung mendukung Capres 2024 manapun, dan DPP FPI pun hingga saat ini belum menentukan sikap apapun terkai Capres 2024," ucap mereka.
Oleh sebab itu, DPP Front Persaudaraan Islam menyatakan, sikap khusus atas kejadian ini. Mereka mengatakan, Front Persaudaraan Islam dari tingkat Pusat sampai Ranting tidak pernah mengundang, menggerakkan, dan melakukan aksi dengan tema apa pun pada Senin 6 Juni 2022.
"Sehingga bila ada yang melakukan aksi mengatas-namakan Front Persaudaraan Islam maka dapat dipastikan adalah aksi fiktif dan palsu," kata mereka.
Terkait dukung mendukung pihak tertentu dalam Pemilu 2024 yang akan datang, Front Persaudaraan Islam menyatakan, sampai detik ini belum ada pernyataan dukungan resmi dari DPP kepada pihak mana pun dalam Pemilu 2024.
"Sehingga bila ada yang membawa-bawa nama Front Persaudaraan Islam untuk dukung mendukung calon tertentu dapat dipastikan adalah pernyataan fiktif dan palsu," tulis Front Persaudaraan Islam.
Front Persaudaraan Islam juga menyatakan, melihat adanya operasi Intelijen Hitam dengan metode False Flag yang didesain untuk memainkan kembali narasi Islamofobia dengan mendiskreditkan elemen umat Islam.
Mereka pun menyatakan masih tetap fokus mencerdaskan kehidupan bangsa lewat dakwah dan amar ma'ruf nahi munkar serta mewujudkan kesejahteraan umum lewat program sosial kemanusiaan.
"Front Persaudaraan Islam meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengusut dan mengambil tindakan tegas kepada pihak-pihak yang terlibat dalam aksi fiktif dan palsu tersebut, serta menyerukan kepada setiap elemen masyarakat agar tidak terprovokasi dengan aksi fikti dan palsu tersebut," ujar DPP FPI melalui siaran pers.
Baca juga: