Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rambut memiliki tiga fase, yaitu pertumbuhan (anagen) sekitar 2-5 tahun, fase istirahat (katagen) 2-4 minggu, dan fase kerontokan (telogen) sekitar 3-4 bulan. Jadi, rambut rontok adalah hal yang wajar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Anda harus waspada bila merasa kerontokannya lebih parah dari biasanya. Seperti apa ciri rambut rontok yang tidak wajar?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Normalnya, rambut rontok maksimal 100 lembar per hari. Kalau lebih dari itu, harus hati-hati," kata dokter spesialis kulit dan kelamin Endi Novianto, dalam webinar, Kamis, 15 Oktober 2020.
Jika Anda ingin memastikan jumlah rambut yang rontok setiap hari, Anda bisa mengeceknya setiap pagi di bantal, saat keramas, yang menempel di shower cap hingga ketika mengaplikasikan tonik jelang tidur.
Tapi cara yang mudah adalah melihat apa yang terjadi ketika Anda mengusap kepala. Bila gerakan seperti mengusap saja membuat banyak helai rambut berjatuhan, itu adalah pertanda ada yang tidak beres.
Endi menjelaskan, ada banyak faktor yang menimbulkan kerontokan rambut. Stres psikologis, kelelahan, hingga penyakit yang membuat sistem imunitas terganggu.
Kebiasaan menggunakan alat pencatok atau pengering rambut yang panas terlalu sering juga dapat mengganggu kondisi akar rambut. Sama halnya dengan cara mengikat rambut. Bila ikatan rambut terlalu kencang, kemungkinan rambut rontok jadi lebih besar. Menggunakan hair spray dengan cara yang salah juga menyebabkan kerontokan.
"Kalau suka kebiasaan jambak-jambak rambut, puntir-puntir rambut, itu juga berpengaruh," ujar dia.
Konsumsilah makanan yang bernutrisi tinggi untuk mencegah kerontokan rambut.
Anda juga bisa memilih metode terapi Platelet-Rich Plasma (PRP) plasma darah kaya trombosit yang disuntikkan ke kulit kepala untuk merangsang folikel rambut, mendorong tumbuhnya rambut baru sehingga lebih tebal.