Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ketua Bawaslu DKI Ajak Mahasiswa Jadi Pengawas TPS Agar Tak Ada Laporan Pelanggaran yang Dicabut

Ketua Bawaslu DKI menceritakan pada Pemilu 2019 lalu terdapat sejumlah laporan pelanggaran yang dicabut di tengah jalan, sehingga tidak bisa diproses

3 November 2023 | 11.24 WIB

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta Munandar Nugraha memberikan sambutan dalam acara Roadshow Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif pada Kamis di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Jakarta, Kamis, 2 November 2023. Acara tersebut dilaksanakan oleh Bawaslu DKI sebagai upaya mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengawasan Pemilu 2024. ANTARA/Mecca Yumna
Perbesar
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta Munandar Nugraha memberikan sambutan dalam acara Roadshow Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif pada Kamis di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Jakarta, Kamis, 2 November 2023. Acara tersebut dilaksanakan oleh Bawaslu DKI sebagai upaya mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengawasan Pemilu 2024. ANTARA/Mecca Yumna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi DKI Jakarta Munandar Nugraha mengajak mahasiswa untuk mendaftar sebagai pengawas tempat pemungutan suara pada Pemilu 2024 mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Munandar mahasiswa dengan idealisme dan sikap independen diharapkan bisa berperan untuk mencegah terjadinya kecurangan atau pelanggaran pada Pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Idealisme tersebut bisa menuntun mahasiswa dalam melaporkan pelanggaran-pelanggaran dan mengusutnya sampai tuntas," katanya, Kamis, 2 November 2023.

Berdasarkan keterangan anggota Bawaslu DKI Burhanuddin, setidaknya diperlukan 30 ribuan orang independen yang akan ditugaskan sebagai pengawas TPS. Setiap TPS akan ditempat satu pengawas independen.

Menurut dia, mahasiswa sebagai segmen masyarakat yang punya idealisme dan independen diharapkan bisa berperan sebagai pengawas TPS guna mencegah terjadinya kecurangan pemilu.

Adapun Munandar mengungkapkan sejumlah pengalaman saat Pemilu 2019. Ada temuan pelanggaran namun di tengah jalan, laporan pelanggaran itu dicabut oleh pelapor. Dia berharap, dengan mahasiswa sebagai pengawas, tidak terjadi pencabutan laporan dugaan pelanggaran pemilu. 

"Pada saat prosesnya, itu ada pelanggaran. Kemudian ada pelapor. Sedang kita proses. Di tengah jalan, laporan dicabut. Mungkin karena ada tekanan, karena ada intervensi, dan seterusnya, akhirnya enggak bisa kita proses pelanggaran yang terjadi. Tapi kalau ini didapati oleh mahasiswa, saya pikir mahasiswa punya semangat," dia menjelaskan.

Munandar mengatakan Bawaslu DKI akan terus melakukan sosialisasi ke kampus-kampus dan berbagai pihak lain agar Pemilu bisa berjalan dengan baik. Dia menilai, Bawaslu tidak bisa melakukan pengawasan sendirian.

"Memastikan pemilu ke depan bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya mahasiswa, itu bisa menjadi pasukan kita, menjadi pengawas partisipatif," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus