Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DALAM keremangan pagi di tengah hutan Sinindiu, Simatalu, Siberut Barat, Kepulauan Mentawai, Teu Takbabalen dan istrinya, Sikalabai, sudah sibuk bekerja memulai hari pada pertengahan Maret lalu. Teu Takbabalen mengangkat batang sagu yang direndam dalam sungai tak jauh dari rumah kandang babi mereka. Ia memanggulnya dari sungai dan membelah batang sagu itu menjadi belahan kecil. Batang sagu yang telah dia belah itu kemudian diberikan kepada babi-babi yang ada dalam pagar kayu di halaman. Sekitar seratus babi besar dan kecil berebutan memakan belahan batang sagu. Kawanan hewan ternak itu mengendus, menguik, dan saling seruduk.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo