Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Pondok Pesantren Nurul Jadid Al-Islami di Kecamatan Sukowono, Jember, Jawa Timur memelopori pendirian sekolah formal di dalam pondok pesantren.
Najmatul Millah dan suaminya mendirikan sekolah di dalam pesantren karena banyak santri perempuan putus sekolah dan menikah dini.
Semula orangtua santri protes karena anak-anak mereka menolak pernikahan dini, sesepuh pesantren juga sempat menolak pengajaran matematika dan bahasa asing.
AZAN seolah-olah menjadi bel sekolah di kompleks Pondok Pesantren Nurul Jadid Al-Islami, Desa Sumberwringin, Kecamatan Sukowono, Jember, Jawa Timur. Seperti siang itu, Rabu, 15 Juli lalu, seruan salat baru selesai dikumandangkan ketika puluhan santri putri berseragam hijau berhamburan keluar dari ruang kelas. Mereka bergegas mengambil perangkat ibadah untuk menunaikan sembahyang zuhur berjemaah. “Mbak, tolong pakai maskernya!” kata Najmatul Millah kepada seorang santri putri.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo