Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Bowo Irianto menyatakan persoalan pembagian honor penari Ratoh Jaroe dalam pembukaan Asian Games 2018 sudah selesai.
Baca: Honor Penari Ratoh Jaroe, Siswa SMAN 46 Curhat Diberi Roti Lauw
Bowo mengatakan sekolah-sekolah yang sempat bermasalah sudah menunaikan kewajibannya kepada para siswa. "Kami sudah minta kepada sekolah memberikan penjelasan kepada peserta didik secara tuntas (soal honor). Ini masalah miss komunikasi," ujar Bowo di Balai Kota, Kamis, 4 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bowo mengatakan sudah membaca nota kesepahaman (MoU) antara sekolah dan panitia penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC). Ia menyatakan, dalam MoU itu, memang tak ada kesepakatan yang menyatakan pemberian honor kepada para siswa. "Yang ada pemberian dana operasional," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih lanjut, Bowo mengatakan, jika dalam Asian Para Games 2018 akan ada pertunjukan serupa yang melibatkan siswa, ia meminta kepada pihak penyelenggara mentransfer uang operasional langsung ke rekening siswa sehingga kesalahpahaman soal honor tak terjadi lagi.
INASGOC, selaku panitia Asian Games 2018, telah mengucurkan anggaran US$ 15 atau sekitar Rp 200 ribu per siswa yang terlibat sebagai penari Ratoh Janroe. Total INASGOC menganggarkan 15 kali latihan sampai acara pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018. Adapun jumlah penari itu sebanyak 1.600 orang siswa di Jakarta.
Baca: Petisi Siswa Penari Ratoh Jaroe Asian Games Banjir Dukungan
Namun belakangan pembagian dana operasional itu bermasalah karena beberapa siswa dari beberapa sekolah merasa tak menerima dana itu, di antaranya SMAN 46, SMAN 6, juga SMAN 78.