Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Forum Komunikasi Tanah Merah Bersatu (FKTMB) Mohamad Huda menyebut tidak ada sirine tanda bahaya yang berbunyi saat kebakaran Depo Pertamina Plumpang pada 3 Maret 2023. Hal ini pun membuat warga mempertanyakan sistem keamanan yang dimiliki Pertamina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Huda menceritakan, sebelum insiden kebakaran, warga sudah mencium bau menyengat seperti gas atau BBM. Saking menyengatnya, sampai membuat warga Kampung Tanah Merah muntah. Meski begitu, tidak ada bunyi sirine pada saat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini yang menjadi pertanyaan kita, faktor keamanan bagaimana di Pertamina," kata Huda dalam acara Diskusi #GenerasiTangguh “Kebakaran Depo Plumpang: Ancaman Bencana Industri di Kota" yang diadakan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Sabtu, 11 Maret 2023.
Akhirnya, warga pun berinisiatif mengumumkan bahaya kebakaran Depo Plumpang lewat pengeras suara di masjid dan musala.
Dalam diskusi tersebut, ia juga mengatakan bahwa selama ini Pertamina tidak pernah memberikan sosialisasi tentang mitigasi bencana kepada warga.
"Selama saya tinggal di Tanah Merah, pihak Pertamina tidak pernah ada CSR (Corporate Social Responsibility). Masalah peringatan dini dan mitigasi bencana tidak ada sama sekali di masyarakat sekitar," jelasnya.
Oleh karena itu, dia sepakat bahwa pihak Pertamina yang seharusnya bertanggung jawab soal masalah security atau keamanan dalam insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Pilihan Editor: Warga Korban Kebakaran Depo Plumpang Minta Pertanggungjawaban Pertamina