Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Kota Tangerang Siapkan Skenario Hadapi Banjir di Tengah Pandemi Corona

Pemerintah Kota Tangerang mengambil ancang ancang menghadapi banjir tahunan yang diprediksi awal dan akhir tahun ini.

12 Juli 2020 | 16.01 WIB

Warga melintasi banjir yang merendam perumahan Villa Pamulang, Tangerang, Rabu, 18 Maret 2020. Banjir setinggi 50cm - 1meter ini disebabkan meluapnya kali Angke akibat kiriman air dari Bogor yang dilanda hujan deras. ANTARA/Muhammad Iqbal
Perbesar
Warga melintasi banjir yang merendam perumahan Villa Pamulang, Tangerang, Rabu, 18 Maret 2020. Banjir setinggi 50cm - 1meter ini disebabkan meluapnya kali Angke akibat kiriman air dari Bogor yang dilanda hujan deras. ANTARA/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO,Tangerang-Pemerintah Kota Tangerang mengambil ancang-ancang menghadapi banjir tahunan yang diprediksi akhir tahun ini. Selain pemeliharaan rutin, skenario besar disiapkan meski anggaran minim di tengah pandemi Covid-19 seperti membangun banyak tempat parkir air berupa embung dan ratusan sumur injeksi hingga proyek sodetan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini bisa menjadi solusi efektif penanggulangan banjir di masing-masing wilayah yang rawan banjir," ujar Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang atau PUPR Kota Tangerang,Taufik Syahzeni kepada Tempo, Minggu 12 Juli 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Taufik menerangkan saat ini sedang dilakukan kajian pembangunan tandon air atau embung di sekitar Pondok Arum, salah satu wilayah yang menjadi langganan banjir. "Banjir di Pondok Arum dan sekitarnya disebabkan oleh limpahan air dari Kali Sabi, ketika Kali penuh air tak tertampung," katanya.

Untuk itu, kata dia, tandon air yang berfungsi sebagai tempat parkir air sementara akan bisa mengurangi persoalan banjir di sekitar itu. "Untuk lahan tandon sudah ada, namun butuh anggaran untuk pembebasan tanah yang cukup luas juga."

Lahan yang akan dipakai untuk embung, kata Taufik, merupakan lahan kosong dan rawa rawa yang cukup baik apabila dibuat Tandon."Sudah ada pintu airnya, nanti tinggal ditambah atau diperbesar saja." 

Selain tandon air, Taufik melanjutkan, proyek bypass atau sodetan dari Cisadane ke Kali Sabi juga telah disiapkan. Kajian untuk sodetan sepanjang 600 meter dengan estimasi anggaran mencapai Rp 11 miliar ini telah lama dilakukan. "Tapi rencananya sodetan ini kami ajukan agar pemerintah pusat yang membangun," kata dia.

Jika kedua proyek ini bisa dilakukan berbarengan, menurut dia, akan efektif dalam menanggulangi banjir di kecamatan Karawaci dan Cibodas.

Sementara itu, untuk mengatasi banjir di kecamatan Larangan dan Karang Tengah saat ini telah disiapkan pembuatan ratusan sumur resapan dengan sistem water treatment deep injection yaitu sumur injeksi dengan penambahan pompa memasukkan air ke dalam tanah. Air dipermukaan dialirkan ke sumur dengan cara dipompa. "Dengan sistem ini akan menghemat anggaran dan jumlah sumur," katanya.

Taufik mencontohkan, kecamatan Karang Tengah misalnya membutuhkan 3.880 sumur resapan, tapi ketika dikonversi ke sumur injeksi hanya butuh 556 buah. Begitu juga dengan kecamatan Larangan dari 2.152 sumur resapan bisa digantikan dengan 310 sumur injeksi.

Sumur injeksi dengan kedalaman 60-70 meter bisa menampung air 100 kubik/jam. Menurut Taufik, sumur ini bisa mengatasi genangan yang terjadi karena antrian air ketika saluran pembuangan dan drainase penuh. Kedua kecamatan ini banjir disebabkan banyaknya genangan air.

Secara garis besar, kata Taufik, program penanganan banjir di Kota Tangerang meliputi kolam retensi, detensi, embung, long storage dan sumur resapan dalam.

Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Kota Tangerang Mursiman mengakui pandemi Covid-19 cukup mempengaruhi pelaksanaan program pengendalian dan penanggulangan banjir di Kota Tangerang. Sebab, recofusing anggaran dan minimnya penerimaan daerah membuat anggaran infrastruktur 2019 ini terpangkas. "Jadinya sementara ini fokus dua hal, pemeliharaan jalan dan penanganan banjir," katanya.

Mursiman menyebutkan anggaran untuk pemeliharaan sumber daya air sebesar Rp 17,8 miliar dan drainase Rp 12,8 miliar. Selama pandemi Covid-19 ini, Kota Tangerang tetap melakukan pemeliharaan sumber daya air seperti melakukan normalisasi sungai (pengerukan) dan drainase. Menyiapkan pemeliharaan turab-turab yang rusak akibat banjir besar awal tahun lalu.

Banjir besar awal tahun lalu merendam sejumlah kecamatan di Kota Tangerang yaitu Periuk, Cibodas, Ciledug, Karang Tengah dan Larangan. Titik banjir paling parah di perumahan Total Persada, kecamatan Periuk dengan ketinggian air mencapai 2 meter. "Membuat tanggul tanah, mengeruk sedimentasi, siagakan pompa berjalan," kata Mursiman.

Belajar dari banjir besar awal tahun, Mursiman mengatakan, Kota Tangerang menargetkan penyelesaian pembangunan turab sepanjang 600 meter yang belum rampung. "Turab selesai, 400 meter, sisanya 600 meter tahun ini selesai,"katanya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus