Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Selasa, 8 Agustus 2023 DKI Jakarta dinyatakan sebagai kota besar paling berpolusi, dengan kualitas udara terburuk di dunia, menurut perusahaan teknologi asal Swiss yang berfokus pada pengukuran kualitas udara, IQAir.
Perusahaan tersebut menyebutkan bahwa kualitas udara Jakarta telah mencapai 164 secara akumulatif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari situs scied.ucar.edu, kualitas udara dapat dijelaskan melalui Indeks Kualitas Udara (AQI) yang didasarkan pada konsentrasi polutan di lokasi tertentu. Ketika kualitas udara bagus, udaranya akan mengandung sedikit polutan kimia, sementara kualitas udara yang buruk memiliki kandungan polutan yang tinggi dan berbahaya bagi kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sendiri telah meningkatkan jumlah stasiun pemantauan otomatis terhadap mutu udara melalui bentuk Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). ISPU adalah angka yang digunakan untuk menggambarkan kondisi mutu udara di lokasi tertentu dan didasarkan pada dampak kesehatan manusia.
Informasi ini biasanya dikhususkan pada daerah rawan kebakaran hutan sebagai sistem peringatan dini bagi masyarakat sekitar. KLHK sendiri telah mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 14 tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara untuk menentukan parameter kualitas udara. Pada peraturan tersebut, perhitungan ISPU mencakup 7 parameter, yakni PM10, PM2.5, NO2, SO2, CO, O3, dan HC.
Lebih jelasnya, berikut kategori ISPU menurut KLHK.
- Baik, dari 1-50. Kualitas udara baik dan tidak memberikan efek negatif terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan
- Sedang, dari 51-100. Kualitas udara masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan
- Tidak Sehat, dari 101-200. Kualtias udara merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan
- Sangat Tidak Sehat, dari 201-300. Kualitas udara dapat meningkatkan resiko eksehatan pada sejumlah masyarakat yang sensitif
- Berbahaya, 301 ke atas. Tingkat mutu udara dapat merugikan kesehatan masyarakat dan perlu ditangani secara cepat.
Selain dari IQAir dan KLHK, terdapat beberapa aplikasi lain untuk mengukur kualitas udara di lokasi sekitar. Semisal melalui aplikasi BreezoMeter atau Plume Labs yang juga memiliki tujuan yang sama untuk mendeteksi kualitas udara di lokasi tertentu.
MUTIA YUANTISYA | SCIED UCAR | DITPPU MENLHK