Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - General Manager Taman Impian Jaya Ancol Sunarto, berencana membangun barrier sebagai pembatas di laut yang berfungsi mencegah ubur-ubur dan biota laut lain masuk ke Pantai Ancol.
Baca: LIPI: Ubur-ubur Teluk Jakarta Lebih Berbahaya Ketimbang di Ancol
"Sekaligus untuk menyetop sampah," kata Sunarto di Seaworld Ancol, Sabtu, 20 Oktober 2018.
Mengenai kemunculan ubur-ubur dalam sepekan ini di Pantai Ancol, Sunarto berujar petugasnya selalu berjaga 24 jam. Manajemen Ancol, kata Sunarto, juga telah memasang papan peringatan agar pengunjung tidak menyentuh ubur-ubur.
"Petugas juga woro-woro (memperingatkan) pengunjung," katanya.
Peneliti plankton laut Puslit Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Arief Rahman belum bisa memastikan sebab munculnya ubur-ubur di pantai Ancol. Dia berujar, LIPI masih mengolah data dan sampel.
Dua jenis ubur-ubur yang mendadak muncul di Pantai Ancol, Sabtu, 20 Oktober 2018. Tempo/M Yusuf Manurung
Arief menuturkan, penelitian tersebut memang membutuhkan waktu yang cukup lama. LIPI, kata Arief, harus melakukan beberapa simulasi ilmiah ihwal fenomena kemunculan ubur-ubur di Ancol.
"Kami juga masih berkoordinasi dengan beberapa pihak untuk memastikan hasil akhir dari LIPI seratus persen didukung oleh data yang valid," kata Arief di Seaworld Ancol, Sabtu, 20 September 2018.
Baca: Fenomena Ubur-ubur di Pantai Ancol, Ini Penjelasan Peneliti LIPI
Arief mengungkapkan ubur-ubur yang muncul di Pantai Ancol berjenis Phyllorhiza sp. atau spotted jelly dan Catostylus sp. atau jelly blubber. Kedua jenis ubur-ubur itu disebut memiliki sel penyengat. Namun, efeknya tergolong lemah. "Hanya gatal-gatal dan merah-merah," kata Arief.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini